Translate

Sabtu, 20 Juli 2013

Dia, yang istimewa


"Naga-naga Betara
Dari desa Ngadirejo
Pimpinan Bapak Ghofur
Siap Menerjang"

Itulah petikan lagu kebanggaan anak-anak SDN Ngadirejo, sekolahnya anak-anak suku Tengger di lereng gunung Bromo. Aku pertama kali mendengar lagu itu pada Maret 2011, saat bersama teman2 BFM membuat project di sekolah itu.

Lagu itu benar-benar racun, pikirku saat itu. Siapapun yang pertama kali mendengar lagu itu disenandungkan, pasti akan langsung refleks menirukan. Tidak terkecuali aku. Seketika itu aku langsung menirukan lagu yang disenandungkan anak-anak dengan iringan alat musik perkusi dari barang-barang bekas.

"Bagus sekali lagunya. Siapa yang menciptakan?", tanyaku pada anak-anak. Mereka pun menjawab, "Akas!" sambil menunjuk anak yang dimaksud. Pandanganku pun langsung mengarah ke anak yang dimaksud. Diapun tersenyum ke arahku.

Dia istimewa! itulah kata-kata yang terus terngiang di benakku saat itu.

Keesokan harinya, kami kembali ke pondok kecil tempat alat-alat perkusi disimpan. Sore itu kami ingin kembali menganyi sambil memainkan barang-barang bekas yang kami sebut perkusi itu. Anak-anak sudah berkumpul dan siap dengan alat masing-masing. Tiba-tiba seorang anak berseru, "Tapi pengrawitnya belum datang". Pengrawit adalah istilah untuk pemimpin pertunjukan gamelan jawa. "Siapa pengrawitnya?'", tanyaku.
"Akas!!!!"

Untungnya, yang dinanti segera datang tak beberapa lama kemudian. "Konser" pun dimulai. Kami semua hanyut dalam keceriaan sore itu.

Ya, hari itu otakku kembali dipenuhi dengan kata-kata, "Dia istimewa. Akas sungguh istimewa".

Semakin lama mengenalnya, aku menjadi tahu cukup banyak tentang dia,
terutama tentang keluarganya. Dia punya keterbatasan. Tapi sungguh, keterbatasan sama sekali tidak boleh membuatnya berhenti maju. 

Ayo Akas, kamu harus maju terus! Kamu pasti bisa!