Translate

Sabtu, 07 Maret 2015

Lihatlah Lebih Dekat

Hatiku sedih, hatiku gundah, tak ingin pergi berpisah
Hatiku bertanya, hatiku curiga,
Mungkinkah ku temui kebahagiaan seperti di sini

Sahabat yang slalu ada dalam suka dan duka 
Sahabat yang slalu ada dalam suka dan duka

Tempat yang nyaman, kala ku terjaga dalam tidurku yang lelap
Pergilah sedih, pergilah resah, jauhkanlah aku dari salah prasangka
Pergilah gundah, jauhkan resah
Lihat segalanya lebih dekat 
Dan ku bisa menilai lebih biijaksana

Mengapa bintang bersinar
Mengapa air mengalir
Mengapa dunia berputar
Lihat segalanya lebih dekat
Dan kau akan mengerti

(Lagu Lihatlah Lebih Dekat: Sherina)

Lagu ini adalah salah satu lagu tema dalam Film Petualangan Sherina. Selain lagu ini, ada beberapa judul lagi seperti Kembali ke Sekolah, Jagoan, Persahabatan, Keliling Dunia dan Bermain Musik. Saya menyukai semua lagu tersebut karena nadanya yang enak didengar dan liriknya yang berisi nasihat yang positif.

Betapa beruntungnya saya lahir di dekade 90'an, dekade yang mana anak-anak masih dimanjakan dengan lagu-lagu anak yang berkualitas. Selain lagu-lagu Sherina, adapula lagu-lagu Chikita Meidy, Trio Kwek-Kwek, Eno Lerian, Dhea Ananda dll. Sedangkan hari ini, adakah lagu-lagu semacam itu? Tidak ada! Jadilah anak-anak zaman sekarang menyanyikan lagu-lagu orang dewasa yang liriknya tentu saja tidak sesuai dengan umur anak-anak. Miris!

Tunggu, kenapa saya menjadi mengkritisi lagu anak ya? Awalnya saya hanya akan membahas tentang lagu Sherina, Lihatlah Lebih Dekat tadi. Baiklah, saya kembali ke tema awal, heheee..

Lagu Lihatlah Lebih Dekat adalah "lagu tema" setiap saya mau pindahan, entah pindah kerja atau pindah kos. Intinya pindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Tentu saja senang akan pindah ke tempat baru. Namun, tetap saja berat rasanya untuk meninggalkan tempat yang lama. Teman-teman yang sudah akrab, tempat yang sudah nyaman, makanan yang sudah pas di lidah, semua itu yang berat untuk ditinggalkan. Di sisi lain, walaupun tempat baru menjanjikan harapan baru, tetap saja ia menyiratkan kekhawatiran dan ketakutan. Seperti kata Sherina, "Mungkinkah ku temui kebahagiaan seperti di sini?"

Bagaimana kalau nanti kesulitan mendapatkan teman yang sehati? Bagaimana kalau nanti tempatnya tidak aman? Bagaimana jika begini, bagaimana jika begitu? Dan sederet pertanyaan yang menggerus nyali. Tapi sepertinya kekhawatiran semacam ini wajar. Hampir semua orang mengalaminya. Saat sedang dihampiri oleh perasaan seperti ini biasanya saya sengaja memutar lagu Lihatlah Lebih Dekat yang dipopulerkan oleh Sherina ini. "Pergilah sedih, pergilah resah, jauhkanlah aku dari salah prasangka. Pergilah gundah, jauhkan resah. Lihat segalanya lebih dekat. Dan ku bisa menilai lebih biijaksana". Saya resapi baik-baik penggalanan lirik tersebut untuk mengusir prasangka. Saya juga membaca ulang nasihat Imam Syafi'ini yang satu ini,

Merantaulah.. 
Orang berilmu dan beradab, tidak diam beristirahat di kampung halaman.
Tinggalkan negerimu dan hiduplah di negeri orang.. 

Merantaulah..
Kau kan dapati pengganti dari orang-orang yang kau tinggalkan.. 
Berlelah-lelahlah, manisnya hidup kan terasa setelah lelah berjuang..

Aku melihat air menjadi kotor karena diam tertahan..
Jika mengalir, ia kan jernih.. 
Jika diam, ia kan keruh menggenang..

Singa jika tak tinggalkan sarang, tak kan mendapatkan makanan..
Anak panah jika tak tinggalkan busur, tak kan mengenai sasaran..

Jika matahari di orbitnya tak bergerak dan terus diam..
Tentu manusia kan bosan, dan enggan untuk memandang..

Bijih emas tak ada bedanya dengan tanah..
Kayu gaharu tak ubahnya seperti kayu biasa jika terus berada di dalam hutan.. 
Jika bijih emas memisahkan diri, barulah ia menjadi emas murni yang dihargai..
Jika kayu gaharu keluar dari hutan, ia kan menjadi parfum yang bernilai tinggi..

Dalam hati saya merapal Basmallah, bersiap untuk mengulur tali-tali menuju masa depan. 

Tidak ada komentar: