Translate

Kamis, 11 Oktober 2018

Masjid Agung Al-Falah di Batulicin, Destinasi Wisata Religi yang Menyejukkan Hati

Ketika sedang dalam perjalanan jauh, orang Islam pada umumnya memperhitungkan dimana dan kapan akan menunaikan ibadah sholat wajib. Saya dan keluarga pun demikian. Sebelum keberangkatan, kami biasanya sudah membuat perencanaan tentang dimana akan singgah untuk mengerjakan sholat sembari beristirahat sejenak. 

Ketika pergi ke Batulicin, kota yang berjarak kurang lebih 30 km dari rumah kami, misalnya, kami biasanya sudah merencanakan untuk Sholat Dzuhur di Masjid Agung Al-Falah. Kendati ada banyak masjid yang kami lewati di sepanjang rute kami berbelanja atau berwisata ke Batulicin, sejauh ini preferensi kami masih jatuh pada Masjid Agung Al-Falah. Tentu kami punya beberapa alasan.

Pertama, masjid yang mengadopsi arsitektur Timur Tengah ini sangat bersih dan terawat. Seluruh lantai, dari pelataran masjid hingga tempat wudhu dan toilet pun selalu bersih. Mukena tertata rapi dan bersih. Karpet dalam masjid pun empuk dan bersih. Aneka tanaman seperti pohon kurma, palem, bebungaan dan rerumputan selalu nampak hijau menyegarkan pandangan. 

Kedua, masjid yang mulai dibangun tahun 2014 dan selesai tahun 2016 ini memiliki pelataran yang luas dan teduh sehingga ketika kita membawa anak-anak kecil ke masjid ini, mereka pasti akan senang. Anak-anak biasanya berlarian di pelataran masjid. Di samping pelataran, terhampar kolam ikan koi berwarna-warni. Puas bermain di pelataran masjid, anak-anak pasti akan asyik memandangi ikan-akan yang gemuk menggemaskan itu. 

Kita para orang tua pun bisa ikut duduk santai meregangkan otot kaki sambil menikmati keindahan ikan di kolam dan aneka tanaman yang selalu nampak asri. Sesekali semilir angin berhembus di antara pilar-pilar masjid. Semua ini adalah kombinasi suasana yang menyejukkan hati.

Ketiga, hampir setiap saya datang ke sana, selalu ada anak-anak yang belajar menghafal Alquran bersama seorang ibu muda sebagai gurunya. Pemandangan ini menambah lengkap kedamaian masjid ini. Melihat anak-anak menyetorkan hafalannya kepada Sang Guru, dalam hati saya berdoa semoga Allah memudahkan keluarga saya untuk menghafalkan Alquran.

Maka, persinggahan saya ke masjid Al Falah ini adalah sekaligus sebagai pengisi energi di hati. Ruhani laksana tengah berwisata menikmati keindahan yang sesungguhnya, yaitu keindahan yang mendekatkan jiwa pada Pemilik Nyawa. 










Jumat, 05 Oktober 2018

Wisata Hutan Mangrove Langadai, Kotabaru

Beberapa tahun belakangan ini banyak muncul tempat wisata baru dengan konsep ekowisata. Menurut Situs Wikipedia Indonesia, ekowisata merupakan salah satu kegiatan pariwisata yang berwawasan lingkungan dengan mengutamakan aspek konservasi alam, aspek pemberdayaan sosial budaya ekonomi masyarakat lokal serta aspek pembelajaran dan pendidikan. Salah satu ekowisata yang ada di daerah kami, Kecamatan Kelumpang Hilir, Kotabaru, adalah Hutan Mangrove Langadai.

Seperti namanya, hutan konservasi mangrove ini terletak di Desa Langadai. Dari Pelabuhan Tarjun, ia berjarak kurang lebih 8 km. Dari Serongga, pusat Kecamatan Kelumpang Hilir, ia berjarak hampir 20 km. Hutan konservasi ini merupakan inisiasi dari PT Indocement Tunggal Prakarsa sebagai wujud program CSR (Corporate Social Responsibility) mereka kepada alam dan masyarakat.

Pagi itu, saya, suami dan anak saya berangkat dari Serongga menuju hutan mangrove tersebut. Jalan yang kami tempuh sebagian besar berupa jalan cor yang kondisinya masih bagus. Memasuki wilayah Desa Langadai, jalanan berganti dengan jalan tanah dan sebagian bebatuan sepanjang sekitar 5 km. Akhirnya sampailah kami di tempat tujuan kami.

Hutan mangrove ini dibelah oleh jalan setapak yang hanya bisa dilalui dengan berjalan kaki atau mengendarai motor. Tepat di titik pusat hutan dibuat jalan kayu memanjang dan sebagian melingkar. Jika kita mengendarai motor ke hutan ini, motor bisa kita parkirkan di pinggir jalan setapak. Kemudian, kita bisa menikmati suasana hutan mangrove dengan berjalan kaki di jalan kayu.

Tak hanya berkeliling, kita pun bisa duduk santai di jalan kayu tersebut sambil mengamati flora dan fauna yang ada. Jika sedang beruntung, kita bisa melihat langsung bekantan dan beberapa  satwa yang dilindungi di hutan mangrove ini. Satwa lain seperti aneka jenis burung pun sesekali hinggap di antara ranting pohon mangrove. Bebunyian dari berbagai satwa dan sejuknya udara yang jauh dari polusi membuat jiwa dan raga kita menjadi lebih rileks.

Sebagaimana salah satu tujuan ekowisata yaitu sebagai media pendidikan dan pembelajaran, berkunjung ke Hutan Wisata Mangrove Langadai bersama anak-anak adalah sesuatu yang positif. Kita bisa secara langsung memperkenalkan keanekaragaman hayati yang ada di hutan mangrove pada anak-anak kita. Selain itu, kita juga bisa mengajari mereka bagaimana cara merawat dan melestarikan lingkungan sekitar. Bukankah itu adalah hal yang bermanfaat untuk anak-anak kita?

Jangan ragu membawa serta anak-anak berkunjung ke Hutan Wisata Langadai! Tak ada tiket masuk yang dikenakan kepada pengunjung tempat ini. Kita hanya perlu menyiapkan waktu dan kendaraan. Jadi, yuk persiapkan perjalananmu segera!









Kamis, 04 Oktober 2018

Menikmati Sejuknya Udara di Ekowisata Hutan Meranti Kotabaru

Teriknya mentari siang mulai terasa saat kami turun dari kapal ferry di Pelabuhan Stagen, Kotabaru. Kami kemudian melanjutkan perjalanan ke tempat tujuan kami, Ekowisata Hutan Meranti, yang terletak di Desa Sebelimbingan, Kecamatan Pulau Laut Utara. Dari Pelabuhan Stagen, Ekowisata Hutan Meranti berjarak kurang lebih 4 km dengan kondisi jalan yang beraspal bagus.

Memasuki wilayah Desa Sebelimbingan, jalan mulai menanjak dan agak berkelok-kelok. Jika kita sapukan pandangan mata ke kiri-kanan, mata kita akan menangkap pemandangan perbutikan yang terhampar luas. Semakin menanjak jalan, hawa panas perlahan mulai bertukar dengan hawa sejuk pegunungan. Pepohonan pun semakin banyak kita jumpai. Rumah-rumah penduduk nampak asri karena dihiasi dengan tanaman bebungaan dan pepohonan yang rindang.

Akhirnya, sampailah kami di pintu gerbang Ekowisata Hutan Meranti. Dengan hanya membayar Rp10.000/orang, kita bisa menikmati hutan wisata sepuasnya. Kanopi hutan meranti yang lebat membuat sekitaran pohon meranti menjadi teduh, laksana ternaungi oleh payung-payung raksasa. Udara pun terasa sejuk. Kicauan aneka burung dan nyanyian satwa hutan terdengar syahdu dan menenteramkan jiwa. Rasanya ingin saya berlama-lama menikmati semua ini.

Masih di kawasan hutan wisata ini, jika kita mau berjalan kaki atau berkendara ke puncak bukit sekitar 500 m dari lokasi hutan meranti, kita bisa menikmati pemandangan Kotabaru dari ketinggian. Garis pantai dan daratan Kalimantan pun bisa terlihat jika hari sedang cerah. Jalan menuju ke sana memang beraspal halus, tetapi kita harus berhati-hati karena kemiringan jalan yang cukup tajam dan berkelok. 

Setelah kita sampai di tempat parkir tertinggi, kita lanjutkan dengan mini-tracking menuju puncak bukit. Hanya sekitar 5-10 menit mendaki jalan bebatuan, kita sudah bisa tiba di puncak bukit. Di sana tersedia beberapa balai-balai kayu tempat di mana pengunjung bisa dengan santai menikmati panorama alam yang tersaji sambil menikmati makanan dan minuman bekal perjalanan.

Sekembalinya kita dari puncak bukit, kita bisa singgah ke penangkaran rusa yang terletak di dekat tempat parkir tadi. Jika kita ke sana membawa serta anak-anak kecil kita, kita bisa mengajak mereka memberi makan rusa secara langsung. Kita tidak diizinkan memberi makan rusa dengan makanan yang kita bawa karena dikhawatirkan makanan tersebut bisa menyebabkan masalah pencernakan bagi rusa-rusa itu. Dengan cukup merogoh kocek Rp5000, kita bisa membeli beberapa potong wortel dari petugas.

Mulai tahun 2018 ini, lokasi penangkaran rusa ini mempunyai warga baru yaitu sekelompok kelinci dan buruk merpati. Warga baru ini menambah semarak suasana. Seperti halnya pada rusa, kita juga bisa memberi makan kelinci dan burung merpati secara langsung dengan cara membeli pakan dari petugas. Anak-anak selalu senang dengan aktivitas semacam ini. 

Sudah dua kali saya mengunjungi Ekowisata Hutan Meranti Kotabaru ini yaitu pada pertengahan tahun 2017 dan tahun 2018. Saya selalu senang berkunjung ke sana dan selalu ingin ke sana lagi.
hutan meranti

berjalan di bawah meranti
memberi makan rusa


panorama Kotabaru dari puncak bukit

bersama kawanan kelinci

ada banyak kelinci dan burung merpati

lokasi pemeliharaan kelinci dan burung merpati




Rabu, 03 Oktober 2018

Danau Biru, Secuil Pesona Surgawi di Ujung Tenggara Kalimantan

Hari itu, saya sekeluarga dan beberapa teman kantor suami saya menghadiri acara resepsi pernikahan di Desa Bungkukan, Kecamatan Kelumpang Barat, Kabupaten Kotabaru Kalsel. Dari tempat tinggal kami di Kecamatan Kelumpang Hilir, desa ini berjarak kurang lebih 50 km. Kami menempuh perjalanan ini dengan mobil milik senior suami saya di kantor.

Bagi saya yang kala itu baru satu bulan datang dari Jakarta lalu menjadi warga Kelumpang Hilir, perjalanan kali ini adalah perjalanan yang saya nanti-nantikan. Untuk pertama kalinya saya akan melintasi dua kecamatan sekaligus yaitu Kelumpang Hulu dan Kelumpang Barat. Tak sabar rasanya hati ini ingin segera menikmati perjalanan.

Jam 10.00 pagi kami berangkat dari rumah. Pemandangan kanan-kiri didominasi oleh perkebunan sawit. Sebagian kecil diselingi dengan perkebunan karet. Di kejauhan nampak rangkaian Pegunungan Meratus membentang, berkelok-kelok, bak sekumpulan naga raksasa yang tengah nyenyak tertidur. 

Memasuki wilayah Kecamatan Kelumpang Hulu, pemandangan berganti dengan barisan bukit kapur yang berdiri kokoh. Semakin jauh perjalanan, semakin beraneka bentuk bukit kapur terhampar di depan mata. Bederet-deret hingga tak nampak mana ujung, mana pangkalnya. Pepohonan tumbuh hijau subur menyelimuti punggung bukit-bukit itu. Sungguh panorama yang begitu indah! Hati saya riang bukan kepalang.

Hati saya bertambah riang saat senior suami saya berkata bahwa kami nanti akan mampir berwisata di Danau Biru, masih di Kecamatan Kelumpang Barat, setelah menghadiri hajatan. Kabarnya, meski tak seberapa luas, danau ini memiliki air yang memancarkan warna biru indah. Tanpa dikomando, kepala ini mulai sibuk membayangkan seperti apa keindahan Danau Biru itu.

Selesai bertandang ke hajatan, kami menuju Desa Siayu, desa dimana Danau Biru berada. Dari jalan raya, kami menyusuri jarak kira-kira 1 km berupa jalan desa yang belum beraspal, perkebunan sawit dan sebagian sisi hutan. Tak jauh dari Balai Desa Siayu, sampailah kami di Danau Biru. Permukaan danau sebening kaca langsung memukau mata saya. Cantik sekali!

Kami pun segera menuju pinggiran danau dan merasai jernihnya air yang terhampar. Saking jernih airnya, dasar danau terlihat jelas. Lumut dan aneka flora air melambai-lambai dari dasar danau. Ikan-ikan kecil menari-nari, meliuk-liuk menambah cantik pesona bawah air danau. Warna biru langit siang terpantul di permukaan danau sehingga membuat danau nampak berwarna biru sempurna. Maka tak heran jika kemudian warga lokal menamai danau ini sebagai Danau Biru.

Saya tidak tau pasti berapa kedalaman danau ini. Beberapa anak berenang dengan bantuan ban hingga ke tengah danau. Seorang dewasa juga ikut berenang siang itu. Saat ia mencoba berdiri dari dasar tengah danau, ternyata kedalaman danau melebihi tinggi badannya.

Puas bermain air danau, bolehlah kita singgah sejenak ke warung-warung warga lokal. Ada beberapa makanan yang dijajakan seperti gorengan, mie instan siap saji, kopi, air mineral botol, dst. Harganya standar, tidak sangat mahal, tidak juga sangat murah. Di bawah pepohonan rindang, kita bisa mencicipi makanan tersebut sembari memandangi Danau Biru yang jernih mendamaikan hati. Kita kenyang, penjual pun senang.

Keindahan yang memanjakan mata ini ternyata belum dikelola dengan baik. Jika tempat-tempat semacam ini dikelola dengan baik lalu dipromosikan dengan apik, tentu akan banyak pelancong berdatangan, tak hanya pelancong lokal, tetapi juga dari pulau luar. Semoga kedepannya semua menjadi lebih baik ya! Secara pribadi, insya Allah saya akan terus menulis potensi wisata lokal agar para traveller semakin banyak mengunjunginya sehingga bisa ikut menggerakkan perekonomian masyarakat lokal.












Jumat, 20 Juli 2018

Keluarga Multimedia, Hari ke-10

Sudah lama saya penasaran dengan metode jarimatika. Maka, hari ini saya mencari aplikasi untuk belajar jarimatika. Ternyata memang ada! Namanya Jarimatika 2018 Lengkap. Saya pun segera memasangnya.

Ukuran aplikasi ini hanya 5,6 MB sehingga tidak butuh banyak ruang dalam memori ponsel. Isinya berupa gambar tentang langkah-langkah penyelesaian soal perhitungan dengan bantuan 10 jari tangan. Penjelasannya pun rinci. Akan tetapi, karena ini baru pertama kali saya mempelajari perhitungan dengan jarimatika, saya merasa kesulitan mempraktikkannya.

#Tantangan10Hari
#Level12
#KuliahBunsayIIP
#KeluargaMultimedia

Keluarga Multimedia, Hari Ke-9

Karena sedang mengerjakan sesuatu yang membutuhkan data, saya hari ini mengulik website Badan Pusat Statistik. Senenarnya saya dulu sudah beberapa kali membuka website ini, tetapi saya belum pernah mengunduh data.

Ada beberapa data hasil survei yang saya butuhkan. Sepertinya saya perlu mengunduh data-data tersebut agar saya tidak setiap saat membuka web BPS. Ternyata, untuk mengunduh data saya harus terdaftar dulu. Saya kemudian membaca pentunjuk pendaftaran. Satu persatu langkah saya kerjakan, akhirnya saya berhasil terdaftar dan diizinkan mengunduh data. Nanti, ketika saya membutuhkan data lain, saya tinggal login saja lalu mengunduh data yang saya inginkan. Praktis dan tidak rumit.

#Tantangan10Hari
#Level12
#KuliahBunsayIIP
#KeluargaMultimedia 

Rabu, 18 Juli 2018

Keluarga Multimedia, Hari ke-8

Akhir-akhir ini Alif mulai pilih-pilih makanan. Jika saya memberinya makanan yang tak sesuai dengan lidahnya, ia segera melepehnya. Beberapa resep makanan dari teman-teman sudah coba saya praktikkan. Kadang Alif mau memakannya, kadang juga tidak. 

Sebenarnya saya sudah memiliki buku resep masakan balita. Namun, ternyata ada banyak menu yang bahan-bahannya sulit kami temukan di sini. Alhasil, hanya beberapa saja yang sudah saya praktikkan. Selain itu, buku tersebut tidak dilengkapi usia peruntukkan setiap resepnya. Oleh karena itu saya kurang sreg ketika akan mencoba suatu resep. 

Hari ini saya mengulik beberapa aplikasi andriod terkait menu masakan balita. Lalu ketemulah saya dengan aplikasi 200 Resep Makanan Bayi dan Balita. Resep yang disajikan sangat beragam dan kreatif. Ada menu-menu camilan kreasi sayuran untuk anak-anak yang susah makan sayur. Menu-menu yang ada dibagi dalam beberapa kelompok usia anak sehingga pengguna aplikasi tinggal mengeklik kelompok usia yang diinginkannya lalu muncullah beragam menu. Sangat mudah dan bermanfaat. Besok insyaAllah saya akan mencoba membuat bolu bayam.

#Tantangan10Hari
#Level12
#KuliahBunsayIIP
#KeluargaMultimedia 

Senin, 16 Juli 2018

Keluarga Multimedia, Hari ke-7

Hari ini saya mencari aplikasi yang berisi aktivitas untuk Batita. Beberapa aplikasi saya coba, dari yang berbahasa Indonesia hingga yang berbahasa Inggris. Akhirnya, berjodohlah saya dengan aplikasi Chai's Play. Nampaknya aplikasi isi berasal dari Korea yang kemudian diadaptasikan ke dalam Bahasa Indonesia. 

Sebelum memulai aplikasi ini, pengguna diminta untuk memasukkan nama dan tanggal lahir anak. Setelah itu, akan muncul artitel-artikel seputaran usia anak. Misalnya, saat ini Alif, anak saya berusia 11 bulan, maka yang muncul adalah artikel tentang anak usia sekitar 11 bulan. Artikelnya sangat lengkap. Artikel tersebut digolongkan ke dalam dua tema yaitu tentang pengasuhan anak dan permainan anak. Semuanya sangat bagus dan menarik.

Saya mulai membaca satu persatu permainan anak yang ada dalam aplikasi tersebut. Permainan yang disajikan bisa dipraktikkan dengan peralatan sederhana yang ada di rumah. Penjelasan tentang tema permainnannya pun mudah dipelajari oleh orang tua. Mata saya berbinar membaca semua itu. Pulpen dan kertas lalu saya ambil. Saya lalu membuat jadwal permainan untuk Alif mainkan esok hari. 

#Tantangan10Hari
#Level12
#KuliahBunsayIIP
#KeluargaMultimedia




Sabtu, 14 Juli 2018

Keluarga Multimedia Hari ke-6

Sama seperti website Quipper, website Ruang Guru sudah lama saya kenal. Bahkan, saat saya lulus kuliah, saya pernah mendaftar sebagai tutor Bahasa Jepang di ruangguru.com. Belum sempat mendapat murid dari kegiatan bimbel online, saya sudah diterima bekerja di tempat lain. 

Baru-baru ini saya mendengar bahwa saat ini Ruang Guru sudah memiliki aplikasi baik untuk siswa maupun guru. Hari ini saya memasang aplikasi untuk siswa dan mengulik apa saja isinya. Ternyata sangat banyak fiturnya. Materi ajarnya pun sangat banyak, ada yang berupa tulisan blog dan ada pula yang berupa video. Video ajarnya menurut saya sangat menarik karena selain menampilkan wajah tutor dan papan tulis, video dilengkapi gambar grafis yang membuat materi lebih mudah untuk dimengerti. Anak-anak pasti menyukai ini. Ok, fixed. Saya suka aplikasi ini. Ruang Guru memang keren!

#Tantangan10Hari
#Level12
#KuliahBunsayIIP
#KeluargaMultimedia

Jumat, 13 Juli 2018

Keluarga Multimedia, Hari ke-5

Beberapa teman saya alumni Indonesia Mengajar saat ini bekerja di Quipper, sebuah website yang berisi tentang pembelajaran materi siswa SMP dan SMA. Sampai dengan hari ini saya belum pernah menyaksikan seperti apa video ajar yang ada di Quipper. Sejauh ini, pengetahuan tentang Quipper hanya saya peroleh dari obrolan dengan teman-teman saya tersebut. 

Karena mulai tahun ajaran baru ini saya akan mengajar les, hari ini saya mencoba melihat video-video ajar yang ada di Quipper. MasyaAllah, ternyata keren! Para tutor menerangkan materi dengan sangat jelas dan mudah dimengerti. Ada beberapa video dimana teman-teman saya mengajar dan memandu acara di sana. Semua sangat bagus. Walaupun saya baru akan mengajar siswa SD, Quipper Video sesekali tetap bisa saya buka sebagai referensi cara mengajar yang menarik. Besok giliran saya mencari website tentang pembelajaran siswa SD. Semoga bisa ketemu yang bagus seperti Quipper ya! Aamiiin.


#Tantangan10Hari
#Level12
#KuliahBunsayIIP
#KeluargaMultimedia 



Rabu, 11 Juli 2018

Keluarga Multimedia, Hari ke-4

Saya suka mendengar kajian Ustad Khalid Basalamah di Youtube. Jika ada waktu senggang, saya ketik kata kunci tertentu sesuai tema kajian yang ingin saya cari. Dulu saya sebenarnya sudah pernah memasang aplikasi kajian Beliau. Akan tetapi, belum sempat saya gunakan secara maksimal, aplikasi tersebut terhenti entah oleh sebab apa. Hari ini saya menacarinya kembali di Play Store. Alhamdulillah ketemu lalu saya memasangnya. Kini, saya tak perlu mengetik di laman youtube. Dengan hanya membuka aplikasi Ustad Khalid Basalamah ini, saya bisa memilih kajian dengan berbagai tema.

#Tantangan10Hari
#Level12
#KuliahBunsayIIP
#KeluargaMultimedia 



Senin, 09 Juli 2018

Keluarga Multimedia, Hari ke-3

Dua hari ini saya membongkar pasang dan menguji coba beberapa aplikasi pembelajaran Bahasa Inggris. Setelah mencoba satu persatu fitur dan isinya, akhirnya saya memutuskan untuk memakai aplikasi dari British Council yang bernama Johnny Grammar. 

Menurut saya, aplikasi ini sangat asyik. Kita diberi pertanyaan dalam waktu tertentu. Jika waktu sudah habis, akan muncul score yang kita peroleh beserta penjelasan tentang benar atau tidaknya jawaban kita. Semakin tinggi score kita, kita akan memperoleh badge tertentu. Bagi saya, badge ini membuat saya semakin tertantang untuk mengerjakan soal-soal lain dengan lebih cepat dan tepat. Sungguh menyenangkan. Saya suka!

#Tantangan10Hari
#Level12
#KuliahBunsayIIP
#KeluargaMultimedia 



Sabtu, 07 Juli 2018

Keluarga Multimedia, Hari ke-2

Mendesain poster dan sebangsanya adalah hal yang selama ini nyaris selalu membuat saya angkat tangan. Selain karena tak pandai memadupadankan warna dan menimbang proporsi, saya juga tidak bisa mengoperasikan aplikasi pembuat desain. Lalu saya berfikir, apakah selamanya saya akan bertahan dengan ketidakbisaan ini?

Materi Level 12 Kelas Bunda Sayang tentang Multimedia ini memacu saya untuk belajar mendesain poster, kartu ucapan dsb. Tak dipungkiri, ilmu desain saat ini sangat dibutuhkan dalam berbagai bidang, baik desain dalam dunia maya maupun dunia nyata. Maka, setelah bertanya pada teman saya yang selama ini sudah pandai mendesain, saya kemudian memasang aplikasi Canva di ponsel saya. 

Setelah aplikasi terpasang, saya mencoba mengutak-atiknya lalu mmbuat desain sederhana. Karena belum tau bagaimana cara menyimpannya, saya kemudian menscreen-shoot hasil desain saya lalu mengolahnya di aplikasi PhotoCollage, baru kemudian menyimpannya. Seperti inilah hasilnya.

#Tantangan10Hari
#Level12
#KuliahBunsayIIP
#KeluargaMultimedia

 

Jumat, 06 Juli 2018

Keluarga Multimedia, Hari ke-1

Materi Level 12 Kelas Bunda Sayang Institut Ibu Profesional adalah tentang Keluarga Multimedia. Kami diajarkan untuk memanfaatkan multimedia (teknologi) untuk mempermudah tugas kami sebagai ibu, istri sekaligus anggota masyarakat yang memberikan manfaat untuk masyarakat. Selama 10 hari ke depan, kami diminta untuk mengulik beragam aplikasi android atau website yang sekiranya kami butuhkan dalam kehidupan sehari-hari.

Kebetulan, daerah saya mendapat rahmat berupa hujan selama beberapa hari belakangan ini. Udara menjadi cukup dingin. Ini membuat nafsu makan saya dan keluarga meningkat. Mendadak, saya menjadi sangat bersemangat berkreasi di dapur. Hampir setiap hari saya menelpon ibu saya untuk menanyakan resep masakan yang ingin saya buat. Karena materi Level 12 ini adalah tentang multimedia, terfikir oleh saya untuk mencari aplikasi yang berisi resep masakan. Saya kemudian bertanya kepada salah seorang teman saya tentang ini. Lalu, berjodohlah saya dengan aplikasi bernama Cookpad.

Setelah aplikasi terpasang, saya mencoba mencari beberapa resep masakan. Daaan, voilaa! Ada banyak sekali resep yang tersedia! Inpuls ini menjalar ke otak saya hingga tercetus ide, "Besok pagi saya mau ke pasar untuk membeli bahan-bahan masakan." Kebetulan kemarin tetangga memberi kami 4 buah jangung manis namun belum sempat kami olah karena hari ini suami saya pergi ke kota sejak pagi-pagi. Nah, besok di pasar tinggal beli bahan pelengkapnya dan bahan-bahan lain untuk persediaan hari-hari berikutnya.

#Tantangan10Hari
#Level12
#KuliahBunsayIIP
#KeluargaMultimedia


Selasa, 26 Juni 2018

Keluarga Bahagia

Akhir Februari lalu, saya resmi mengundurkan diri dari PNS. Beberapa hari kemudian, saya dan Alif, anak saya, hijrah ke nun jauh ujung tenggara Pulau Kalimantan untuk mengikuti suami saya yang bertugas sebagai dokter hewan di sana. Tak sedikit sahabat dan kerabat yang mengkhawatirkan nasib saya selanjutnya. Apakah tanpa penghasilan tetap, kebutuhan saya bisa terpenuhi? Apakah di tempat baru saya akan bahagia?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring, bahagia/ba·ha·gia/ berarti 1 n keadaan atau perasaan senang dan tenteram (bebas dari segala yang menyusahkan): -- dunia akhirat; hidup penuh --; 2 a beruntung; berbahagia. Berulang saya membaca definisi ini dan mencernanya pelan-pelan. Apakah di sini perasaan saya senang dan tenteram? Apakah saya terbebas dari segala hal yang menyusahkan hati? Apakah saya merasa beruntung atas keadaan yang kini saya jalani?

Idul Fitri kemarin saya dan keluarga membuat foto keluarga. Dalam foto tersebut, kami tersenyum lebar. Alif pun nampak lucu dan menggemaskan. Bagi yang melihat foto ini, mungkin akan terlintas dalam benak mereka betapa bahagianya keluarga kecil kami ini. Sepertinya tak ada beban hidup yang tengah melanda kami. Namun, apakah kami benar-benar sedemikian bahagia?

Saya tidak mengatakan bahwa keluarga kami sangat bahagia. Namun, saya juga tidak merasa hidup kami susah setiap saat. Ada waktu dimana kami tertawa bersama. Tertawa oleh hal-hal konyol yang kami lakukan. Tertawa melihat polah tingkah Alif yang semakin tak terduga. Juga, sengaja menertawakan kegetiran yang kami alami agar terasa lebih ringan di hati.

Ada masanya keributan kecil ikut mewarnai hari-hari kami. Ada waktunya saya masih uring-uringan karena pekerjaan rumah tangga yang nampaknya tak ada ujung tepinya. Ada pagi hari yang selalu riuh bak orkestra perpaduan suara air kran, mesin cuci, alat masak dan tangisan Alif. Ada pula malam-malam yang harus diisi dengan berjaga dan bermunajat karena ada anggota keluarga yang sakit atau Alif sedang rewel. Semua itu kadang membuat saya merasa lelah jiwa dan raga.

Tentang Alif, nyatanya semua bayi tak setiap saat bertingkah lucu dan menggemaskan. Ada hari-hari dimana ia tak mau makan yang mana ini membuat kepala saya cenat-cenut memikirkan solusinya. Ada saat-saat ia tantrum tak jelas apa yang dia inginkan. Ada banyak waktu ia membuat seisi rumah berantakan seperti sengaja menumpahkan dan memainkan makanan, membongkar barang-barang yang ada di rumah, dan aktivitas penuh kreativitas lainnya.

Jika ada yang bertanya pada saya, apakah saya bahagia dengan keluarga saya? Saya memilih menjawab, "saya bersyukur dengan segala hal yang saya miliki dan alami saat ini." Meski hidup kami tak selalu mudah, kami bersyukur karena kami masih melewati hari-hari yang indah. Walaupun kini kami mengalami keterbatasan secara materi, kami mengucap hamdallah karena kebutuhan pokok kami masih bisa tercukupi.  

Bisa 24 jam membersamai tumbuh kembang Alif adalah kemewahan tiada tara. Bisa memasak makanan kesukaan keluarga (meski tidak setiap hari bisa dilakukan karena kesibukan lain-lain) adalah kepuasan yang nyata terasa. Bisa menikmati akhir pekan dengan jalan-jalan bersama keluarga adalah vitamin yang menyegarkan jiwa.

Ya, kami bersyukur. Pinta kami kepada Yang Maha Kuasa, semoga keluarga kami senantiasa diberikan kesehatan dan keberkahan, baik keberkahan ilmu, usia maupun keberkahan rezeki sehingga bisa sebanyak-banyaknya memberikan manfaat untuk masyarakat. 




Senin, 25 Juni 2018

Teman Main Alif

"Aaaliiif, assalamu'alaikum", suara gadis kecil itu nyaring terdengar. "Kakak Amel datang!", seru saya pada Alif. Alif kemudian bergegas merangkak menuju pintu. Senyumnya sumringah ketika didapatinya Amel (9 tahun) berada di depan rumah kami.

Kami segera meminta Amel masuk. Tujuan kedatangannya tak lain adalah ingin membaca buku dan bermain dengan Alif. Di masa liburan sekolah ini, hampir setiap hari Amel datang ke rumah kami untuk melakukan kedua aktivitas tersebut. 

Waktu itu, sebelum masa liburan tiba, Amel juga sudah sering datang ke rumah kami. Bahkan ia dulu kadang mengajak serta teman-temannya. Selain membaca dan bermain, mereka kadang juga datang untuk dibantu mengerjakan PR dari sekolah. Dengan senang hati saya mengajari mereka. Sesekali, saya juga sempatkan mendongeng untuk mereka.

Kedatangan Amel dan teman-temannya membuat rumah kami menjadi lebih semarak. Alif nampak senang bermain bersama mereka. Selalu saja ada hal baru yang mereka mainkan bersama. Jika sudah begini, saya tinggal mengawasi sembari mengerjakan pekerjaan rumah yang ringan. Anak-anak riang, ibu pun senang.

Di waktu lainnya, saya atau suami saya juga sering mengajak Alif bermain ke rumah Amel. Secara jarak, kami adalah tetangga terdekat. Rumah kami berjarak kira-kira setendangan bola. Jika Alif sudah bosan bermain dengan saya di rumah, maka solusi yang selalu bisa membuat matanya berbinar adalah, "Main ke rumah Kakak Amel!"





Jumat, 01 Juni 2018

Level 11 Hari Ke-10: Mengarahkan Kecenderungan Seksual Anak

Karena kelas kami hanya terdiri dari 9 kelompok, maka di hari ke-10 kami tidak ada diskusi kelas tetapi kami diminta untuk belajar mandiri lalu menuangkan hasilnya dalam bentuk tulisan. Kebetulan suami saya memiliki buku Prophetic Parenting karya Dr. Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid. Bab XVII buku tersebut menjelaskan tentang "Mengarahkan Kecenderungan Seksual Anak." Adapun poin penting yang dibahas antara lain:
  1. Melatih anak meminta izin ketika masuk rumah atau kamar orang tua (QS. An-Nur: 58-59)
  2. Membiasakan anak menundukkan pandangan dan menutup aurat.
  3. Memisahkan tempat tidur anak selambatnya pada usia 7 tahun.
  4. Melatih anak tidur dalam posisi miring ke kanan. (Jika tengkurap, ini memungkinkan terjadi pergesekan organ reproduksinya dengan alas tidur sehingga akan membangunkan syahwatnya.)
  5. Menjauhan anak dari ikhtilat bersama lawan jenis.
  6. Mengajarkan kewajiban mandi janabah ketika anak mendekati baligh.
  7. Menjelaskan perbedaan jenis kelamin dan bahaya zina ketika anak mendekati baligh.
  8. Menganjurkan pernikahan dini pada anak.


#fitrahseksualitas
#learningbyteaching
#bundasayangsesi11