Translate

Sabtu, 27 Januari 2018

Aliran Rasa Tantangan Level 7

Semua Anak Adalah Bintang. Kalimat itu pertama kali saya dengar hampir 6 tahun yang lalu dari Pak Munif Chatip. Kala itu beliau tengah mengisi materi Pelatihan Pengajar Muda angkatan IV dimana saya menjadi pesertanya.

Sejak itu, cara pandang saya tentang kecerdasan anak berubah total. Saya tak lagi membanding-bandingkan kecerdasan satu anak dengan yang lainnya. Maka, saat penugasan sebagai Pengajar Muda pun saya menerapkan ilmu tersebut. Ketika pembagian rapot, saya membagikan badge juara kepada seluruh anak yang ada di kelas saya. Ada juara matematika, juara menggambar, juara menolong teman, juara membaca buku, dst.

Kini, setelah saya mempunyai anak, saya juga mencoba tidak membandingkan anak saya dengan anak lain. Saya ingin fokus mencari "bintang" anak saya.

Karena anak saya masih bayi, saya belum berfikir banyak tentang bagaimana menemukan bintang pada diri anak saya. Setelah menerima materi ke-6 "Semua Anak Adalah Bintang", saya seolah sedang diingatkan untuk lebih giat mencari bintang anak saya. Saya terpacu untuk browsing di youtube tentang bagaimana memberikan stimulus kecerdasan bagi anak.

Saya kemudian menyusun jadwal main untuk anak saya. Permainan yang saya siapkan adalah permainan yang menstimulus kecerdasan anak.

Sepuluh hari saya amati dan catat apa saja hal menarik yang terlihat pada anak saya setelah stimulus saya berikan. Hingga hari ini pun, saya terus memberinya stimulus walaupun tidak lagi saya ikat dalam bentuk tulisan. Semoga ia tumbuh menjadi anak yang cerdas  intrapersonal dan interpersonal, menjadi anak yang bisa membuat perubahan baik untuk masyarakat serta yang terpenting ialah menjadi hamba Allah yang shalih. Aamiiin.

#Level7

Minggu, 21 Januari 2018

Tantangan Level 7: Semua Anak Adalah Bintang #10

Alif suka jalan-jalan. Setiap kali saya ajak dia jalan-jalan keliling komplek dengan strollernya di pagi hari, matanya sibuk memperhatikan pepohonan atau apapun yang menarik perhatiannya. Saat saya ajak ke taman pun begitu.

Hampir setiap akhir pekan saya mengajak jalan-jalan Alif ke tempat yang agak jauh. Kami pernah ke mall, monas dan perpustakaan nasional. Baru keluar pagar rumah saja ia sudah nampak happy. Di dalam mobil, diamatinya setiap obyek yang tertangkap oleh penglihatannya.

Setelah tiba di tempat tujuan, matanya pun masih sibuk. Saat di mall misalnya, kepalanya nyaris selalu mendongak, melihat lelampuan berwarna-warni. Lalu, saat di perpustakaan pun ia antusias melihat semua obyek yg terindra oleh matanya.

Semoga pengalaman ini membuat Alif kaya aktivitas dan gagasan.

#Tantangan10Hari
#Level7
#KuliahBunsayIIP
#BintangKeluarga

Tantangan Level 7: Semua Anak Adalah Bintang #9

Alif tergolong bayi yang mudah bosan. Kegiatan yang saya jadwalkan padanya kadang hanya efektif untuk beberapa menit saja. Selebihnya, Alif akan menunjukkan ekspresi bosan, misalnya berteriak atau menangis jika saya tidak berganti dengan kegiatan lain.

Ketika hati, fikiran dan raga saya sepenuhnya saya hadirkan untuk Alif, ternyata muncul kreatifitas saya yang tak terduga yang menarik perhatian Alif. Seperti sore itu, saya tiba-tiba mengubah lagu "Tik Tik Bunyi Hujan" menjadi sebuah puisi. Saya bacakan puisi tersebut dengan intonasi yang sangat ekspresif. Saya bumbui dengan mimik wajah dan gerakan badan yang agak "lebai". Ternyata ini menarik perhatian Alif. Matanya berbinar. Ia tertawa terpingkal-pingkal.

Saya mengulangi puisi tersebut dan Alif pun masih tertawa. Maka hari itu saya mencatat bahwa salah satu ketertarikan Alif adalah pada sesuatu yang disampaikan secara ekspresif. Lain kali saya akan mencobanya.

#Tantangan10Hari
#Level7
#KuliahBunsayIIP
#BintangKeluarga

Jumat, 19 Januari 2018

Yang ke Sepuluh

"Aku punya project baru mbak!", katanya padaku siang itu. Matanya berbinar, nampak tak sabar menceritakan project barunya itu. Aku pun tak sabar ingin mendengarkan ceritanya.

"Jadi, aku sama anak-anak YISC Al Azhar mau bikin baksos sembako murah mbak. Kalau ada baju bekas, kasihin ke aku ya! Nanti kami jual di CFD buat modal beli sembako."

"Yah Mbak, kayak gak tau aku aja! Aku kan jarang punya baju baru, wkwkwk. Jadi, stock bajuku ya itu-itu aja. Aku bantu mentahnya aja insyaAllah yak". Kami lalu sama-sama tertawa.

"Ok Mbak! Kami juga ada ide bagiin celengan ke calon donatur. Nanti donatur bisa sedekah harian dikit-dikit. Akhir Maret kami ambil, " ia menjelaskan dengan penuh semangat.

"Sip, aku ambil 1 celengan." Beberapa hari kemudian, tiba-tiba tergeletak botol minum di bangku kerjaku. Ini milik siapa? Mataku menyelidik. Aku buka ponsel dan ternyata ia mengirim pesan WA, " Itu ya Mbak celengannya!". Aku terbahak sambil menatap botol minum yang kini bermetamorfosis nama menjadi celengan itu.

"Penuhin 3x ya Mbak", katanya suatu hari. "Jiaaaah!", aku hanya bisa nyengir kuda. Untungnya, teman-teman dan senior-senior di ruanganku sangat dermawan. Hampir setiap hari mereka ikut "nyelengi" sehingga baru 2 pekan sudah hampir penuh. Alhamdulillah.

Ini adalah satu dari sekian cerita tentang ia yang mengambil tempat di ingatanku. Bagiku ia terlalu inspiratif. Setiap kebaikannya selalu memacuku untuk ikut berbuat baik.

Keakraban kami dimulai dari pertanyaan spontannya di suatu sore, " Mau ke mana Mbak?" Aku jawab, "Mau ngaji ke Al Azhar, Mbak." Ia pun segera menyahut, "Aku ikut dong Mbak!" Aku lalu menjelaskan bahwa untuk ke Al Azhar, lebih efektif naik Bus Trans Jakarta. Ia menyanggupi. Kami bergegas berangkat.

Di pekan-pekan berikutnya ia nyaris tak pernah absen dari kajian di Al Azhar itu. Maka kami pun perlahan mulai berteman dengan kemacetan, antrian, bahkan hujan. Padahal, kau tau kawan? Bagaimana rute yang harus kami tempuh ke sana?

Jam 04.00 sore kami berangkat dari kantor menuju halte Matraman. Dari sana kami naik bus ke Halte Dukuh Atas 2. Lalu kami harus berjalan menyeberang jembatan yang cukup tinggi dan panjang ke halte Dukuh Atas 1. Dari sana baru kami naik bus jurusan Blok M, turun di Halte Masjid Agung Al Azhar. Pada jam pulang kantor, hampir selalu kami tidak kebagian tempat duduk. Dengan kata lain, sepanjang perjalanan kurang lebih 1 jam itu kami harus berdiri. Belum lagi berdiri dalam antrian yang kadang tidak sebentar.

Pulangnya, jam 09.00 malam, rute yang kami lalui sama persis. Maka tak jarang kami baru bisa mendarat di kos jam 10.30 malam.

Ya, bagi kita yang dikaruniai fisik yang normal tentu berfikir bahwa perjalanan semacam itu biasa saja. Tapi kawan, bolehkah aku memberitahumu tentang kondisi temanku ini? Temanku ini memiliki tangan dan kaki kanan yang istimewa. Sejak ia lahir, tangan dan kaki kanannya tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya. Saat berjalan, tumpuan utamanya hanya kaki kiri. Saat menulis dan mengerjakan yang lain pun, hanya tangan kiri yang bisa sepenuhnya ia gunakan.

Dalam hati aku berkata, "Allah menggariskan bahwa tangan dan kaki kananmu sudah menunggu di surga, Mbak!"

Ia dengan segala keterbatasannya saja begitu semangat mencari ilmu, tidak malukah aku yang sehat ini jika bermalas-malas datang ke majelis ilmu?

Sejak itu kami semakin akrab. Saat aku memutuskan mengikuti kelas intensif di YISC Al Azhar, bak gayung bersambut, ia juga ingin bergabung. "Tapi, ini programnya ada bayar semesteran lho Mbak.",  aku menegaskan. Ternyata ia tak keberatan.

Bersama teman-teman barunya di kelas, ia mendesain beberapa project sosial. Ia nampak senang mengerjakan semua itu. Saat aku mempunyai project pendidikan pun, ia hampir selalu ikut menjadi donatur. Katanya padaku suatu ketika, "Aku cuma pengen hidupku berarti buat banyak orang, Mbak!"

Ternyata, ia tidak hanya memikirkan masyarakat secara umum, keluarganya adalah yang pertama ia pikirkan. Sejak salah seorang abangnya meninggal dunia dan meninggalkan 3 anak usia sekolah, ia berinisiatif menjatah uang saku untuk ketiga keponakannya itu.

Mengingat-ingat pengalamanku dengan gadis cantik anak bungsu dari 10 bersaudara ini, aku hanya bisa membisikkan doa, "Tabarakallah, Mbak. Semoga Allah merahmatimu, menyayangimu sebagaimana engkau menyayangi hamba-hamba Allah. Semoga Allah mengumpulkanmu dengan orang-orang shalih dan memperjalankanmu di tempat-tempat yang diberkahi."

Jika di surga nanti kau tak menjumpaiku, Mbak, tolong mintakan pada Allah agar aku bisa masuk surga ya Mbak!

Notes:
Aku memanggilnya dengan panggilan "mbak" dan ia pun memanggilku "mbak".

Rabu, 17 Januari 2018

Tantangan Level 7: Semua Anak Adalah Bintang #8

Hari ini usia Alif 6 bulan kurang seminggu. Selama dua hari kemarin Alif demam. Walaupun sedang tidak enak badan, ternyata Alif masih ceria. Rasanya tak lelah ia menjejak-jejakkan kaki naik turun dan memainkan bibir.

Sepertinya, demam 2 hari kemarin adalah tanda bahwa Alif sedang menyiapkan dirinya untuk tambah pintar. Beberapa orang berkata begitu. Ini terbukti bahwa sejak kemarin sore rentang konsentrasi Alif sudah sedikit lebih lama.

Seperti kemarin petang saat abinya melakukan panggilan video dengannya, Alif bisa tertawa terpingkal-pingkal cukup lama setiap kali abinya mengajaknya bercanda. Malam harinya, Alif juga tertawa cukup lama saat saya menirukan kebiasaannya memainkan bibir hingga berbunyi "brrr..brrr".

Hari ini pun, konsentrasi Alif juga tergolong lama. Tadi pagi, saat saya membacakan buku untuknya, ia nampak khusyuk melihat gambar-gambar yang ada dalam buku walaupun sesekali ingin ia gigit buku tersebut.

Sore hari saat saya pulang, saya mengajaknya bercanda. Ia pun mau tertawa cukup lama. Saat saya kembali membacakan buku, ia juga lebih fokus dari hari-hari sebelumnya.

Secara motorik kasar, Alif juga menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Neneknya bercerita bahwa hari ini saat Alif dinaikkan di atas stroller, ia sudah bisa duduk tanpa menyandarkan punggung. Tangan kanannya memegang pegangan depan, sedangkan tangan kiri memegang pegangan samping.

Perkembangan lainnya adalah saat saya gendong tanpa selendang pun, punggung Alif sudah terasa lebih tegak daripada hari kemarin. Lalu, saat menjejak jejakkan kaki pun, posisi berdirinya sudah lebih kuat dari sebelumnya.

#Tantangan10Hari
#Level7
#KuliahBunsayIIP
#BintangKeluarga

Selasa, 16 Januari 2018

Tantangan Level 7: Semua Anak Adalah Bintang #7

Alif suka mendengarkan nyanyian. Sambil mengajaknya bermain, memandikan atau menyusuinya, saya kadang menyenandungkan beberapa nyanyian anak-anak padanya.

Salah satu judul lagu yang paling sering saya nyanyikan adalah lagu 1234, lagu tentang angka. Sembari bernyanyi, saya selalu peragakan jari jemari saya seperti sedang berhitung. Biasanya Alif kemudian memainkan jemari saya.

Beberapa hari belakangan ini, ketika saya tidak sedang menyanyikan lagu 1234, Alif tiba-tiba menggerakkan jemarinya seolah ia sedang berhitung. "Oooh, Dedek Alif mau berhitung sama Ummi?", tanya saya seketika. Saya lalu mengajaknya menyanyikan lagu 1234. Alif mendengarkan sambil memegangi jari-jari saya.

Selain suka mendengarkan nyanyian saya, Alif juga suka mendengarkan lagu-lagu yang ada salam boneka Hafiz-nya. Bahkan, tiga bulan belakangan ini Alif lebih sering baru bisa tertidur setelah digendong sambil saya perdengarkan padanya lagu-lagu pada boneka Hafiz. Jadi, ini semacam lagu pengantar tidur

#Tantangan10Hari
#Level7
#KuliahBunsayIIP
#BintangKeluarga

Senin, 15 Januari 2018

Tantangan Level 7: Semua Anak Adalah Bintang #6

Sepekan belakangan ini Alif sedang sangat suka loncat-loncat sembari saya pegangi bawah ketiaknya. Sembari meloncat, ia kadang memainkan bibirnya sampai berbunyi "brrr.. brrrr" sampai keluar percikan ludahnya.

Saya berikan kesempatan Alif melompat tidak hanya di pangkuan saya tetapi di berbagai tempat: di kasur, di lantai dan di atas karpet. Saat Alif melompat pun saya kadang memakaikan kaos kaki padanya, kadang juga tidak. Tujuan saya adalah agar dia belajar tentang permukaan kasar dan halus. Selain itu agar ia belajar tentang perbedaan suhu, yaitu lantai dingin sedangkan karpet lebih hangat.

Memegangi Alif saat melompat ternyata membuat tangan saya cukup pegal, juga tangan neneknya. Tapi kami tidak lantas melarangnya melompat. Yang saya lakukan hanya membatasinya setiap kali sesi melompat tidak lebih dari 10 menit. Tujuannya adalah agar Alif tidak over stimulus.

Dengan menfasilitasinya banyak bergerak, semoga kemampuan motorik kasar Alif berkembang baik.

#Tantangan10Hari
#Level7
#KuliahBunsayIIP
#BintangKeluarga

Minggu, 14 Januari 2018

Tantangan Level 7: Semua Anak Adalah Bintang #5

Hari ini adalah pertama kalinya Alif saya ajak ke Masjid Istiqlal untuk mengikuti kajian. Kali ini ustadnya adalah KH. Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym. Pembicara tamunya adalah Ippho Santoso dan Anies Baswedan (Gubernur DKI).

Turun dari mobil, Alif nampak bingung melihat orang yang begitu banyak. Wajahnya tolah-toleh kanan-kiri sepanjang perjalanan dari pintu masuk hingga ruang utama masjid. Mata Alif beredar cepat menjangkau ribuan orang yang duduk mendengarkan pengajian.

Duduk sebentar, Alif minta berdiri di pangkuan saya. Matanya mengarah ke langit-langit masjid yang tinggi. Bergantian ia sapukan pandangan pada lampu dan jajaran tiang masjid. Alif nampak excited.

Setelah 15 menit, Alif sepertinya kegerahan. Neneknya langsung menggendongnya keluar kerumunan untuk mencari udara segar. Alif dibawa ke selasar masjid sambil melihat-lihat bedug dan kaligrafi.

Alif lalu dibawa kembali ke ruang utama masjid oleh neneknya. Hap, Alif kembali mendarat di pangkuan saya. Beberapa saat kemudian, seorang gadis cilik menyapa Alif, "Halloo dedek!," sambil dia cubit pipi Alif yang gembul. Kami lalu mengobrol sehingga taulah kami nama dan umur di kakak kecil ini. Annisa namanya, berumur 4 tahun. Annisa kemudian mengajak Alif bermain cilukba.

Melihat Alif yang begitu antusias sepertinya saya perlu sering-sering mengajaknya mengikuti kajian di masjid. Semoga pengalaman ini terekam baik dalam memori Alif sehingga ketika besar nanti ia menjadi lelaki pemakmur masjid.

#Tantangan10Hari
#Level7
#KuliahBunsayIIP
#BintangKeluarga

Sabtu, 13 Januari 2018

Tantangan Level 7 : Semua Anak Adalah Bintang #4

Setiap akhir pekan saya selalu mengajak Alif jalan-jalan ke taman. Selain untuk menghirup udara segar dan melihat pemandangan pepohonan hijau, tujuan jalan-jalan ini adalah agar Alif bisa berkenalan atau mengobrol dengan orang-orang baru.

Pagi ini saya mengajak Alif ke taman Suropati, taman yang berjarak kurang lebih 3 km dari tempat tinggal kami. Sesaat sebelum tiba di taman, Alif malah tertidur. Saya lalu menidurkannya di atas stroller. Alif memang begitu, hampir selalu tertidur jika diajak jalan-jalan ke taman.

Saya stretching ringan sembari menunggu Alif bangun. Setelah 20 menit tidur, Alif bangun. Alif nampak bingung. Saya menjelaskan padanya bahwa kami sudah sampai di taman.

Setelah nampak hilang rasa kantuknya, saya menggendong Alif sambil berkeliling taman. Saya ajak Alif mengobrol tentang pohon, air mancur, burung dan anak-anak kecil yang saat itu sedang bermain di taman.

Kami juga mengobrol dengan seorang batita berusia 16 bulan. Anaknya sangat aktif, berlari, melompat dan tertawa kegirangan saat tangannya menyentuh air di kolam air mancur. "Tuh dek, abangnya main air. Dedek Alif mau main air juga?" Alif ikut heboh melihat dan mendengar kecipuk air yang dimainkan teman barunya itu.

Semoga aktivitas outdoor semacam ini membuat Alif semakin kaya wawasan.

#Tantangan10Hari
#Level7
#KuliahBunsayIIP
#BintangKeluarga

Tantangan Level 7 : Semua Anak Adalah Bintang #3

Pekerjaan anak adalah bermain, begitu kata dr. Tiwi, Sp.A. Ada banyak manfaat yang didapat anak dari aktivitas bermain.

Pada sebuah tayangan yang saya lihat di youtube, dr. Luh, teman dr. Tiwi menerangkan bahwan permainan yang baik adalah yang melibatkan seluruh panca indera anak.

Setiap hari, sebisa mungkin saya mengajak Alif bermain. Karena Alif mudah bosan, dalam sehari saya harus menganti-nganti aktivitas bermain. Saya juga sering mengulang-ulanginya.

Aktivitas wajib yang saya kerjakan setiap hari bersama Alif adalah membaca buku. Karena masih bayi, saat membacakan buku pada Alif, saya perlu improvisasikan. Seperti hari ini, saya mengajak bermain cilukba dengan buku sebelum buku kami baca. Alif tertawa.

Ketika membaca buku, saya biarkan Alif memegang sendiri bukunya dan mengajarinya membuka halaman buku. Kata-kata dalam buku saya tambah dengan kalimat-kalimat saya sendiri. Sesekali, Alif mencoba menggigit buku tersebut dan saya membiarkannya. Dari aktivitas-aktivitas itu, semoga kelima panca inderanya ikut terlibat.

#Tantangan10Hari
#Level7
#KuliahBunsayIIP
#BintangKeluarga

Kamis, 11 Januari 2018

Tantangan Level 7: Semua Anak Adalah Bintang #2

Akhir-akhir ini Alif sedang sangat suka permainan cilukba. Melihat Alif yang nampak happy saat bermain cilukba, saya dan neneknya membuat beberapa kreasi cilukba.

Saat Alif digendong neneknya misalnya, saya pura-pura sembunyi di belakang neneknya lalu secara tiba-tiba muncul di depan Alif. Berulang kali saya lalukan, Alif tertawa. Sesekali bahkan Alif terlihat mencari-cari saya saat saya sembunyi terlalu lama.

Kreasi lainnya adalah saat Alif dipangku neneknya menghadap depan, neneknya  memanggil nama Alif dari samping. "Dek, dedek Alif!" Setelah dipanggil beberapa kali, Alif akan menoleh ke arah neneknya lalu neneknya akan mengagetkannya, "Baaa...", sambil tertawa. Alif pun ikut tertawa. Di lain waktu saya lakukan kegiatan itu, Alif pun tertawa.

Kata dokter Tiwi, Sp.A, bermain dengan anak/bayi itu bisa dilakukan setiap saat sembari melakukan aktivitas sehari-hari. Hari ini saya dan nenek Alif mencoba permainan cilukba ketika mengganti baju Alif. Setelah baju Alif saya lepas, saya tutupkan baju tersebut ke wajahnya lalu saya pura-pura mencari Alif, "Dedek Alif mana ya? Alif kemudian menarik baju dari wajahnya. Saya pun berseru, "Waaaa, ini dia Dedek Alif!" Saya ulangi beberapa kali. Alif pun tertawa.

Saya senang melihat Alif tertawa dengan mata berbinar. Pontensi kekuatan Alif memang belum bisa saya petakan dengan pasti. Di tahap usianya ini, sebagaimana Pandu 45 yang disusun oleh Pak Dodik dan Ibu Septi, saya akan fokus membuatkan aktivitas agar Alif kaya akan wawasan, kegiatan dan gagasan.

#Tantangan10Hari
#Level7
#KuliahBunsayIIP
#BintangKeluarga

Rabu, 10 Januari 2018

Tantangan Level 7: Semua Anak Adalah Bintang #1

Di usia 5.5 bulan ini, Alif sudah lebih ekspresif mengungkapkan kesukaan/ ketidaksukaannya pada sesuatu. Saat ia menyukai suatu hal, ia akan tertawa lucu sekali. Sebaliknya, jika ia tidak suka, ia akan berteriak marah bahkan sampai menangis. Lalu, jika ia sedang bosan pada suatu kegiatan, ia mulai memasukkan jari-jemarinya ke mulutnya yang mana ini berarti ia sedang menghibur diri.

Setelah membaca materi level 7 ini, saya berselancar di youtube untuk mencari materi permainan anak. Dapatlah saya materi dari Rini Hildayani, teman dokter Tiwi, Sp.A. Bu Rini adalah psikolog yang fokus pada permainan edukatif untuk bayi dan balita.

Dari materi tersebut, saya menyusun Jadwal Main untuk Alif. Di hari pertama saya menjadwalkan permainan cek badan pada Alif. Namun, saat kami memainkan permainan cek badan, ternyata Alif tidak tertawa, justru ia nampak tidak suka terhadap apa yang saya lakukan.

Lalu cepat-cepat saya mengganti permainan dengan permainan gelembung wajah. Saya gelembungkan kedua pipi saya, saya goyangkan wajah saya ke kiri dan ke kanan sambil saya keluarkan suara "hup hup." Alif tertawa. Saya ulangi berkali-kali dan Alif selalu tertawa. Saya pun senang.

Salah satu target yang ini saya capai dari permainan-permainan ini adalah agar rasa humor Alif berkembang. Dengan sering saya ajak tertawa, saya berharap Alif tumbuh menjadi anak yang humoris. Dengan begitu, Alif lebih mudah bergaul dengan orang-orang sekitarnya. Kecerdasan inter personalnya pun terasah.

#Tantangan10Hari
#Level7
#KuliahBunsayIIP
#BintangKeluarga