Translate

Jumat, 16 Februari 2018

Tantangan Level 8 : Cerdas Finansial #8

Sudah 3 pekan ini Alif mulai MP-ASI. Hari-hari Alif menjadi semakin berwarna dengan aktivitas barunya ini (baca: makan). Selain mengenal rasa aneka jenis makanan, Alif juga belajar nama-nama makanan tersebut.

Karena di Level 8 Kelas Bunda Sayang ini tugasnya adalah mengenalkan konsep rezeki kepada anak, maka sembari makan saya menyelipkan cerita tentang asal makanan. Saya katakan bahwa apa yang kami makan adalah rezeki dari Allah. Oleh karena itu kami harus bersyukur dengan rezeki yang Allah berikan.

Sebelum dan sesudah makan tak lupa saya ajarkan doa kepada Allah. Setelah ritual makan selesai, saya biasanya menggendong Alif sambil mengajaknya bersyukir, "Alhamdulillah ya Allah, Alif sudah diberikan makanan yang enak. Semoga dengan makanan ini Alif tumbuh menjadi anak yang sehat, cerdas dan sholih."

#KelasBunsayIIP
#Tantangan10Hari
#Level8
#RezekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial

Tantangan Level 8 : Cerdas Finansial #7

Seorang teman mengunggah promo buku anak di akun FBnya. Buku baru, seri Nabiku Idolaku. Tanpa pikir panjang, saya yang nampaknya sudah kecanduan  membeli buku anak ini, membaca tuntas promo tersebut. Saya akhirnya berkesimpulan, ini murah banget!

Saya lalu menghubungi suami saya untuk memberitahu adanya promo ini. Kata suami saya, "Mahal Mi, soalnya kita kan lagi gak ada uang!"

Saya kemudian teringat daftar pengeluaran untuk kepindahan kami ke Kalimantan awal bulan depan. Saya menarik nafas panjang. Sepertinya saya masih perlu belajar membedakan kebutuhan dan keinginan. Saya memang sudah menganggarkan untuk beli buku setiap bulan. Tapi sepertinya perencanaannya perlu diperbaiki karena saya masih sering terpengaruh oleh promo yang menggiurkan dan datang tiba-tiba.

#KelasBunsayIIP
#Tantangan10Hari
#Level8
#RezekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial

Tantangan Level 8 : Cerdas Finansial #6

Karena sudah bisa digendong dengan cara dipekeh (digendong menyamping), hari ini saya mengajak Alif berbelanja di warung sambil dipekeh. Ini adalah pertama kalinya saya mengajaknya berbelanja ke warung.

Di warung, mata Alif menyapu barang-barang dagangan yang ada. Dia juga memperhatikan saat penjual mengambilkan barang yang saya beli. Saat saya membayar dan menerima kembalian pun Alif memperhatikan.

Saat perjalanan pulang, saya mengajak Alif bercerita tentang uang. "Kita belanja pakai apa Nak? Pakai uang! Uang dari mana? Dari Allah! Allah memberi rezeki buat kita lewat abi dan ummi yang bekerja." Saya ulang-ulang penjelasan itu hingga kami sampai di rumah.

Mungkin bayi seusia Alif belum paham. Namun, saya berharap penjelasan saya tentang konsep uang dan rezeki ini masuk dalam alam bawah sadarnya. Dan sepertinya, saya perlu mengulang-ulanginya agar saat ia dewasa nanti ia tinggal me-recall ingatannya tentang konsep ini.

#KelasBunsayIIP
#Tantangan10Hari
#Level8
#RezekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial

Sabtu, 10 Februari 2018

Tantangan Level 8 : Cerdas Finansial #5

Setelah mengajukan surat pengunduran diri dari Pegawai Negeri Sipil tanggal 23 Januari lalu, saat ini saya sedang menunggu terbitnya Surat Keputusan Pelepasan dari kantor tempat saya bekerja. Setelah menerima SK tersebut saya baru bisa mengambil tabungan di Koperasi KORPRI dan TASPEN.

Saya memasukkan kedua tabungan tersebut sebagai pendapatan. Saya merencanakan uang tersebut akan saya pakai sebagai tambahan modal usaha nanti di Kalimantan.

Hingga minggu ke-2 Februari ini, ternyata belum ada tanda-tanda diprosesnya surat saya. Beberapa kali saya menanyakannya ke bagian kepegawaian, jawabannya "belum". Dengan kata lain, sudah tiga minggu ini surat saya masih mandeg di meja pejabat nomor 2 di satuan kerja tempat saya bekerja.

Saya gusar. Bagaimana jika sampai akhir Februari SK belum juga terbit? Padahal dalam surat pengunduran diri saya sudah tulis 1 Maret sudah tidak akan melaksanakan tugas. Awal Maret itu pula saya dan Alif sudah akan pindah ke Kalimantan. Akan sangat tidak efektif jika kami harus bolak-balik ke Jakarta untuk mengurus kedua tabungan tersebut. Tidak mungkin juga saya berlama-lama tinggal di Jakarta menunggu SK keluar karena ini akan menambah beban finansial keluarga kami.

Ketika saya menyampaikan ini kepada suami saya, beliau menjawabnya singkat, "Kalau sampai akhir Februari SK belum juga turun, ikhlas gak ikhlas, ya direlakan saja Mi."

Deg. Relakan, kata itu tiba-tiba serasa menggema di telinga saya. Neuron di otak saya spontan mengingat kata-kata Ibu Septi, "Rezeki itu pasti, kemuliaan yang dicari." Jika tabungan itu masih rezeki saya, bagaimanapun caranya pasti akan Allah sampaikan ke saya.

Kejadian ini membuat saya berkaca, sepertinya saya masih harus terus belajar tentang konsep rezeki. Bahwa rezeki itu pasti, tidak perlu ada yang dikhawatirkan lagi.

#KelasBunsayIIP
#Tantangan10Hari
#Level8
#RezekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial

Jumat, 09 Februari 2018

Tantangan Level 8 : Cerdas Finansial #4

Sejak kecil, ibu saya sudah membiasakan saya untuk bersedekah. Jadi, setelah saya berpenghasilan sendiri, saya berusaha menyisihkan sebagian untuk bersedekah. Jumlahnya minimal 5 % dari penghasilan saya. Selain itu, ketika ada penggalangan dana yang saya lihat di media sosial, kadang saya ikut berdonasi dalam program tersebut.

Awal Januari lalu, teman saya membuat campaign sedekah harian. Uang yang terkumpul akan digunakan untuk bakti sosial berupa pemberian sembako bagi warga kurang mampu. Saya menerima tawarannya untuk ikut dalam campaign ini. Ia memberi saya sebuah botol tumbler sebagai media pengumpulan sedekah harian.

Saya letakkan botol tumbler tersebut di meja kerja saja. Saya kemudian mengajak teman-teman dan senior di ruangan saya untuk ikut serta mengisi tumbler tersebut. Mereka antuasias ikut mengisi. Di luar dugaan saya, setelah sebulan, terkumpul jumlah beberapa ratus ribu. Lalu saya ucapkan terima kasih kepada senior dan teman-teman ruangan saya sembari berkata, "Minta tolong Bulan Februari ikut ngisi lagi ya Bu, Pak!Hehe." Botol tumbler pun kembali berdiri manis di meja kerja saya.

Bersyukur saya dipertemukan dengan orang-orang yang gemar bersedekah. Setiap ada yang bersedekah, saya terpacu untuk melakukannya. Ingin sekali saya mengajari Alif untuk bersedekah tetapi saya masih bingung bagaimana melakukannya mengingat usia Alif yang masih 6 bulan. Semoga beberapa bulan ke depan saya sudah bisa mengajarinya bersedekah.

#KuliahBunsayIIP
#Tantangan10Hari
#Level8
#RezekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial

Tantanan Level 8 : Cerdas Finansial #3

Salah satu kata kunci yang saya pelajari dari materi level 8 ini adalah bahwa untuk merencanakan keuangan keluarga yang baik perlu mampu membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Nah, karena keterbatasan anggaran, kami perlu benar-benar memilah mana yang merupakan kebutuhan dan mana yang baru sebatas keinginan.

Selama 4 bulan tinggal di Jakarta Alif terbiasa tidur di kamar bermesin pendingin. Meski kamarnya sudah berpendingin, kulit Alif tak jarang mengalami biang keringat. Oleh karena itu, saya mengajukan pembelian AC untuk Alif di Kalimantan nanti. Namun, suami saya kemudian berkata, "Kayaknya belum terlalu butuh, Mi." Lanjutnya, "Untuk renovasi rumah saja kita kan sudah habis banyak, Mi."

Saya kemudian berfikir ulang. Sepertinya benar apa yang dikatakan suami saya. Kami perlu melihat dulu bagaimana respon kulit Alif terhadap suhu di Kalimantan nanti. Keputusan akan membeli atau tidak membeli AC kami tunda dulu hingga nanti Alif benar-benar membutuhkannya.

#KuliahBunsayIIP
#Tantangan10Hari
#Level8
#RezekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial

Tantangan Level 8 : Cerdas Finansial #2

Beberapa hari ini saya dan suami sedang merencanakan anggaran untuk proses kepindahan saya dan Alif ke Kalimantan. Kami membuat daftar apa saja pengeluaran kami. Dari tiket pesawat hingga ongkos taksi dan printilan seperti uang saku kami perhitungkan.

Ternyata, setelah kami hitung, cukup besar juga nominal yang terjumlah. Apalagi kepindahan ini kami diantar oleh bapak dan ibu yang mana tiket perjalananya kami yang bayarkan.

Berkali-kali saya melihat daftar tersebut dan menilai pos-pos mana saja yang perlu ditekan/dihemat. Saya juga beberapa kali berselancar mengecek harga tiket pesawat. Pertimbangan harga jadi prioritas walaupun aspek kenyamanan maskapai tetap kami pertimbangan.

#KuliahBunsayIIP
#Tantangan10Hari
#Level8
#RezekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial

Kamis, 08 Februari 2018

Tantangan Level 8 : Cerdas Finansial #1

InsyaAllah per 1 Maret ini saya resmi resign dari kantor. Officially, terhitung mulai bulan depan penghasilan keluarga kami hanya dari satu pintu yaitu dari suami saya. Tentu ada perasaan was-was. Apakah nanti kebutuhan keluarga kami akan terpenuhi?

Mendapat materi ke 8 di Kelas Bunda Sayang ini saya serasa mendapatkan momen "aha". Keputusan saya untuk resign dikuatkan oleh kalimat sakti dari Ibu Septi, "Rezeki itu pasti, kemuliaan yang dicari." Bismillah, saya lebih mantap mengambil langkah untuk berkarya dari rumah sembari mengasuh anak saya secara langsung.

Keputusan resign ini mengharuskan saya mempersiapkan banyak hal, salah satunya adalah perencanaan finansial. Jujur, selama ini saya kurang pandai membuat perencanaan financial. Sebagai contoh, saya tidak menabung di awal bulan tetapi di akhir bulan yaitu dengan uang sisa kebutuhan sebulan. Lalu, ketika dulu sebelum menikah saya membeli motor dengan cara kredit, tidak cash. Sepertinya hal ini perlu diubah.

Di hari pertama mempraktikkan materi Cerdas Finansial ini, saya membuat daftar pendapatan dan pengeluaran keluarga kami setelah nanti secara resmi saya tidak bergaji lagi. Saya kirimkan daftar tersebut pada suami saya untuk kami diskusikan. Karena kami masih tinggal berjauhan, kami punya keterbatasan waktu komunikasi untuk membahas hal tersebut. Beberapa hari kemudian, baru kami membahasnya dengan lebih terperinci. Lambat memang, tapi tidak masalah. Semoga dengan perencanaan yang baik, kondisi keuangan keluarga kami menjadi lebih kokoh.

#KuliahBunsayIIP
#Tantangan10Hari
#Level8
#RezekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial