Translate

Jumat, 29 November 2019

Mencocokkan Gambar

Apakah semua permainan yang saya buat untuk Alif idenya murni dari kepala saya? Tentu tidak! Haha. Lalu dari mana?

Beberapa permainan saya ambil dari buku Rumah Main Anak karya Julia Sarah Rangkuti. Sebagian lainnya idenya saya copy dari Instagram Chaisplay dan Binar_bermainbelajar. Ada permainan yang saya copy sepenuhnya, ada pula yang saya sesuaikan dengan alat dan bahan yang tersedia di rumah.

Kali ini, saya membuat permainan "Mencocokkan Gambar". Ide permainan ini saya ambil dari Instagram Chaisplay. Cara dan bahannya mudah. Saya buat beberapa gambar di atas kertas HVS, lalu saya potong-potong berbentuk lingkaran dan saya tempel di atas kardus bekas susu formula (yang saya minta dari tetangga).

Cara memainkannya, saya minta Alif mengambil satu gambar dan menyebutkan gambar apa itu. Bersama-sama kami tempel gambar tersebut di dinding. Lalu, saya minta Alif mecari gambar yang sama untuk ditempel juga. Gampang dan menyenangkan.



Melempar Bola ke Dalam Keranjang

Apakah Alif selalu mengikuti aturan main dalam permainan yang saya buat? Ternyata tidakπŸ˜†. Namanya anak-anak, ada saja tingkahnya yang kadang tak terduga.

Seperti saat saya ajak dia melemparkan bola-bola kecil ke dalam keranjang. Baru 3x lemparan (2x tak masuk, dan 1x masuk) Alif sudah tidak mau melanjutkan permainan. Nampaknya, dia putus asa karena bolanya tidak masuk ke dalam keranjang.

Lalu, tiba-tiba dia tumpahkan semua bola dan dia pakai keranjang itu untuk menutupi kepalanya. "Kayak gini aja Mi!," ujarnya sambil tertawa dan mulai berlarian.

Baiklah, asal kamu happy, mamak juga happy kok Mas! Kami pun tertawa bersama.


Rabu, 27 November 2019

Melompati Rintangan

Sekitar 2 pekan yang lalu, sebenarnya kami sudah melakukan aktivitas ini. Hari ini saya coba susunkan lagi polanya, ternyata Alif masih sangat suka melompatinya sambil berhitung. Dia pun semakin pandai melompati buku-buku tersebut tanpa menjatuhkannya.



Selasa, 26 November 2019

Meronce Sedotan

Sedotan ternyata bisa dikreasikan jadi berbagai mainan ya! Kali ini, saya mengambil sedotan (besar) warna merah, kuning, biru dan hijau. Saya potong pendek-pendek lalu saya meminta Alif memasukkannya ke dalam lidi yang sebelumnya sudah saya tancapkan pada styrofoam.

Ternyata "meronce" semacam ini melatih konsentrasi anak. Selain itu juga melatih koordinasi mata dan tangan. Lain kali sepertinya perlu dicoba lagi dengan media yang berbeda. 




Senin, 25 November 2019

Mewarnai Gambar Buah dengan Menempel Kertas Warna

Karena hari ini Alif sekolah di rumah Aghni, saya menjadwalkan main bersama saya nanti sore setelah mandi. Ternyata, tak beberapa lama setelah pulang dari rumah Aghni, Alif merengek minta dibuatkan mainan. Kondisi Alif sebenarnya sudah capek dan mengantuk. Tapi dia terus merengek minta dibikinkan mainan dan tidak mau bermain dengan mainan yang sudah ada.

Setelah sekitar 5 menit saya menyiapkan bahan, saya lalu mengajarkan cara mainnya. Ini adalah pertama kalinya Alif bermain dengan lem dan belajar menempel. "Tangan Mas Alif lengket Mi," kata Alif sambil mengibaskan jarinya yang terkena lem. "Gak apa-apa Mas. Nanti kan bisa dilap pakai tisu basah," bujuk saya.

Baru menempel beberapa potong kertas, si bocah sudah tidak mau melanjutkan. "Mas Alif gak mau main ini Mi, mau cari Abi ke kantor aja," katanya sambil siap-siap keluar rumah. 

Sekitar 10 menit, dia pulang lagi. Makan wafer sambil dinyanyiin sama Mbah Uti. Beberapa menit kemudian, dia pun tertidur pulas. Lesson learn hari ini, ternyata "main yang bertujuan" itu harus benar-benar cari waktu yang tepat ya. Kalau anak lagi capek, ngantuk atau lapar, ternyata tidak efektif. 


Sekolah Bocah Pekan ke-7 : Mengenal Bangun Datar Sederhana

Senin ini, Sekolah Bocah berlokasi di rumah Aghni. Setelah membaca surat Al Fatihah bersama, saya mulai membacakan cerita berjudul Semut dan Nabi Sulaiman. Setelah saya perhatikan, nampaknya anak-anak pada umumnya suka mendengarkan cerita yang ada tokoh binatangnya. Erza, Aghni dan Radit serius sekali menyimak cerita saya.

Setelah cerita selesai, masuklah kami ke pelajaran ini yaitu mengenal bangun ruang sederhana: lingkaran, kotak dan segitiga. Saya membagikan potongan kardus berbentuk bagun datar dan 3 gelas plastik pada masing-masing anak. Mereka lalu belajar mengelompokkan potongan kardus tersebut dan memasukkannya dalam gelas plastik. Persis seperti yang saya ajarkan pada Alif beberapa hari sebelumnya yang juga sudah saya tulis di Jurnal Main Alif.

Pelajaran utama selasai. Anak-anak lalu disuguhi wafer oleh Mama Aghni. Setelah puas makan wafer, anak-anak pergi ke kandang sapi dan memberi makan sapi perah milik Aghni. Seru kan? Semoga semua ini bermanfaat untuk anak-anak ya. Terima kasih juga buat Mama Aghni yang sudah bersedia membuka rumahnya menjadi sekolah para bocah Senin ini. 😊





Minggu, 24 November 2019

Menara


Ecek-eceknya ini main yang "berfaedah"πŸ˜…. Iya dong, lha wong Mamak ini bikin mainannya berdasarkan kurikulum STPPA (Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak) PAUD dari Kemendikbud. πŸ˜†

Jadi, setiap permainan yang Mamak bikin ini indikatornya insyaAllah jelas. Misalnya permainan yang satu ini, indikatornya adalah bisa menyusun benda ke atas. Bahannya Mamak pakai kaleng bekas susu beruang. Pakai kaleng bekas sekalian buat belajar konsep atas-bawah. Kalau terbalik naruh kalengnya, tidak bisa disambung ke atas. 

Kami menamai ini "Menara". Ternyata si bocah mau bikin menara lagi, pakai balok2 kayu mainannya. Seru kan?



Mengenal Bangun Datar


Hari ini mainnya milah-milah kepingan kardus berbentuk segitiga, lingkaran dan kotak. Awalnya saya jelaskan nama-nama bentuk ini dan cara memilahnya. Lalu Alif mau ngikutin. Setiap ditanya ini bentuknya apa, alhamdulillah dia bisa jawab
.
Tapi cuma mau sekali main, paling 2 menitan. Setelah itu kardusnya dihambur-hamburπŸ˜…



Bawang Merah dan Bawang Putih

Hari ini mainannya bumbu dapur, sortir bawang merah dan bawang putih. Indikatornya, melatih membedakan bau bawang merah dan bawang putih. Selain itu, anak juga belajar memasukkan benda kecil (bawang) ke dalam botol (bekas minuman kemasan). Alhamdulillah si bocah lumayan kooperatif.








Playdough Lagi

Ini adalah ketiga kalinya saya membuatkan playdough (semacam plastisin) untuk Alif. Berbekal tutorial dari youtube, playdough warna-warni ini saya buat. Seperti biasa Alif selalu senang memainkannya.

Indikator permainan ini adalah mengenal warna dan meremas benda dengan kelima jari. Hasil karya alif belum kelihatan betuknya, tapi dia selalu bangga menunjukkan hasil karyanya. "Lihat Mi, Mas Alif bikin bola!", serunya. Atau, "Yeay, Mas Alif bikin rumah Mi!" Padahal yaa gak mbentuk blas, haha. Sebagai ibu, saya harus memberi apresiasi sewajarnya kan ya. "Wah, bagus Mas! Ayo bikin yang lain lagi!."


Air Warna-Warni

Anak siapa yang tidak suka main air? Begitu pun Alif, dia selalu suka bermain air. Berhubung dia belum paham banget tentang warna, kali ini Mamak ajak dia bermain memasukkan pewarna makanan ke dalam air.

Saat pewarna makanan kami masukkan ke dalam air, Alif belajar mengaduknya hingga tercampur rata. Lalu, air dalam gelas tersebut Mamak instruksikan untuk dituangnya ke dalam botol.

Awalnya Alif tidak mau menuang karena takut tumpah. "Mas Alif pasti bisa!," Mamak memberi semangat. "Mas Alif pasti bisa Mi!," Alif mengikuti sambil menuang air. Ada sebagian yang tumpah, tapi secara umum dia bisa menuang air warna-warni tersebut dari gelas ke botol dan sebaliknya, sambil menyebutkan warnanya.

Alif nampak senang. Bolak-balik dia tuang air tersebut sampai-sampai Mamak ajak menyudahi permainan, dia belum mau juga. Akhirnya, dia bereksperimen mencampur semua warna itu. "Jadi warna apa ini Mas?" Lalu dia menjawab, "Hiii.. Item Mi!"




Selasa, 19 November 2019

Laporan

Seperti anak ada umumnya, Alif terkadang susah makan. Sudah dimasakkan beberapa menu pun kadang tidak disentuhnya.

"Mas Alif maunya makan apa?", tanya saya padanya setiap dia tidak mau makan. "Ummi sedih kalau Mas Alif gak mau makan," tambah saya.

Suatu siang, setelah ikut abinya dari kantor, tiba-tiba dia melapor pada saya, "Mi, anaknya udah makan sama Abi di kantor." Segera mata saya berbinar menyambut laporan yang membahagiakan ini. "Alhamdullah, Ummi senang anaknya udah makan!," seru saya. Abinya pun memperkuat laporan putra sulungnya ini, "Iya Mi, banyak banget makannya Mas Alif."

#CelotehAlif
#2tahun3bulan

Kelaperan

Suatu sore Alif tiba-tiba minta dibikinkan kentang goreng.

Alif: Mii, Mas Alif makan kentang goreng aja Mi.
Saya : Itu Mbah Uti lagi di dapur. Coba Alif minta tolong Mbah Uti buat gorengin kentang yaa.

Alif lalu melenggang ke dapur, dan berkata, "Mbah Uti, minta tolong gorengin kentang Mbah Uti." Setelah Mbah Utinya mengiyakan, saya ajak Alif mengambil kentang beku di kulkas.

Ternyata dia sudah tidak sabar ingin makan kentang goreng. Sambil merengek, tiba-tiba dia berkata, "Cepet Miii.. Anaknya udah kelaperan!" Saya kaget. Dari mana dia dapat kosakata "kelaperan" coba? 😆

#CelotehAlif
#2tahun3bulan

Sekolah Bocak Pekan ke 6 : Mengenal Anggota Badan

Indikator :
1. Meniru gerakan senam sederhana.
2. Mengekspresikan diri lewat seni musik, dengan berbagai gerakan.
3. Menari mengikuti irama musik.

Setelah kelas dibuka dengan membaca surat Al Fatihah bersama, seperti biasa saya membacakan buku cerita. Kali ini, saya membacakan kisah Qarun beserta hikmahnya.

Sesuai rencana, pelajaran hari ini adalah mengenal nama-nama anggota badan. Kami menyanyikan lagu anggota badan dengan nada Lagu Bungong Jeumpa. Beberapa anak sudah bisa menirukan lagu dan gerakan dengan tepat, beberapa hanya menari sesukanya, dan sisanya sibuk bermain sendiri. Itu tidak apa-apa karena prinsip kami adalah "respect every child".

Setelah beberpa kali menyanyi dan menari lagu anggota badan, saya memberikan gambar badan seorang anak. Saya meminta anak-anak belajar bersama ibu mereka menyebutkan anggota badan dalam gambar tersebut. Setiap ada anggota badan yang berhasil disebutkan, maka akan ditandai dengan "post it". Jadi, semakin banyak bisa menyebutkan, semakin banyak pula "post it" nya.



Rabu, 13 November 2019

Sekolah Bocah Pekan ke-5 : Mengenal Warna (Lanjutan)

Indikator : Mengenal Warna

Setelah pekan lalu anak-anak mengenal warna dasar, pekan ini kami mengenalkan warna lain seperti hijau, pink, oranye dan ungu. Seperti biasa, sebelum pelajaran utama dimulai, saya membacakan cerita. Hari itu saya membacakan cerita Nabi Daud.

Bahan ajar kali ini spesial disiapkan oleh Mama Arkan yang sekaligus menjadi tuan rumah Sekolah Bocah pekan ini. Mama Arkan menyiapkan puzzle warna dari kardus bekas yang diwarnai dengan crayon. Walaupun belum semua anak paham warnanya, tapi mereka nampak senang membongkar-pasang puzzle.

Setelah selesai belajar warna, kami mengajak anak-anak melihat hewan peliharaan Arkan. Ada kelinci, ikan lele, ayam jago, bebek dan ayam kalkun. Sesuai fitrahnya, anak-anak selalu suka melihat hewan-hewan secara langsung ya. Bahkan, sebagian ada yang berani memegang hewan-hewan ini.

Kata para ahli, anak-anak yang punya hewan peliharaan cenderung punya sistem kekebalan tubuh yang baik. Selain itu, memelihara hewan akan menumbuhkan rasa tanggung jawab pada anak. Jadi, apa hewan peliharaanmu, Teman?






Sekah Bocah Pekan ke-4 : Mengenal Warna Dasar

Indikator : Memahami Warna Dasar.

Sekolah Bocah pekan ke-4 ini terlaksana di rumah Aghnia. Sebagai pembuka kelas, saya membacakan buku berjudul : Koksi Teman yang Baik.

Selanjutnya, saya membagikan 3 gelas plastik bening kepada masing-masing anak. Setiap gelas saya tempeli kain flanel dengan warna yang berbeda: merah, kuning dan biru.

Saya juga membagikan potongan-potongan kain flanel warna merah, kuning dan biru kepada anak-anak. Saya minta mengambilnya satu persatu sambil menyebutkan warnanya lalu menyortirnya ke dalam gelas plastik sesuai warna. Kain flanel merah dimasukkan ke dalam gelas yang ada tempelan flanel warna merah, biru ke biru dan kuning ke kuning.

Setelah pembelajaran utama selesai, kami disuguhi susu sapi segar hangat dan wafer oleh Mama Aghni. Selesai sesi minum susu dan makan snak, kami mengajak anak-anak melihat sapi perah milik Aghni. Anak-anak senang memberi makan sapi-sapi milih Aghni tersebut. Seru kan?




Sekolah Bocah Pekan ke-3 : Mengenal Sayuran

Indikator : Menyebutkan benda-benda yang ada di sekitar.

Sejujurnya, saya masih meraba-raba mencari bentuk pembelajaran yang pas bagi anak-anak. Saya belum punya lesson plan yang terjadwal. Pembelajaran untuk pekan depan, baru saya pikirkan setelah selesai pembelajaran pekan ini. Begitu seterusnya.

Alhamdulillah, ada Mama Arkan yang selalu aktif mencari ide pembelajaran untuk anak-anak kami. Ibu-ibu yang lain pun mulai aktif juga. Ini sekolah kami bersama, jadi kami ingin belajar bersama. Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing.

Di pekan ke-3 ini, seperti biasa setelah berdoa bersama, saya membacakan buku cerita. Kali ini cerita tentang Nabi Nuh yang saya bacakan.

Lalu masuk ke pelajaran utama yaitu mengenal sayuran. Saya membagikan ceting nasi kepada masing-masing anak. Kemudian, saya mengajak mereka ke kebun terong di depan rumah saya. Saya minta setiap mereka memetik 1 buah terong ungu.

Setelah itu, anak-anak kembali ke ruangan sambil membawa terong hasil panen mereka. Lalu saya membagikan sekantong sayuran untuk masing-masing anak yang berisi wortel, tomat, kentang, kacang buncis, kacang panjang, daun bawang, seledri, bawang merah dan bawang putih.

Mereka lalu mengeluarkan sayuran tersebut dari kantong dan menaruhnya ke dalam ceting nasi. Mereka nampak senang memegang, membaui dan menyebutkan nama sayuran itu.




Sekolah Bocah Pekan ke-2 : Menyusun Buku

Indikator : Menyusun benda ke atas dan ke samping.

Sekolah Bocah pekan ke-2 ini kami laksanakan di rumah Arkan. Setelah bersama-sama membaca Surat Al-Fatihah, saya membacakan buku tentang kisah Nabi Yunus. Setelah itu anak-anak belajar menyusun Buku Halo Balita milik Arkan ke atas dan ke samping.

Selanjutknya, anak-anak bermain bebas. Arkan memiliki banyak sekali buku dan mainan. Kami biarkan anak-anak saling berinteraksi sembari membaca buku dan bermain. Ibu-ibunya? Sambil mengawasi anak-anak kami mengobrol tentang buku-buku dan mainan edukasi yang menarik untuk anak-anak. Seru kan? Hehe.



Sekolah Bocah Pekan 1 : Mengenal Hewan Besar

Indikator : Menyebutkan benda-benda yang ada di sekitar.

Kelas perdana Sekolah Bocah kami laksanakan di rumah saya, tanggal 14 Oktober 2019. Kami menjadwalkan sekolah ini terlaksana seminggu sekali yaitu setiap Hari Senin.
Karena ingin membangun budaya literasi pada anak-anak, di setiap pembelajaran di Sekolah Bocah ini saya mulai dengan membacakan buku cerita. Hari pertama sekolah, saya membacakan buku kisah Pasukan Abrahah.

Lalu saya membagikan 6 flashcard yang berisi gambar 6 hewan besar dan stik es krim pada masing-masing anak. Anak-anak menempel flashcard pada stik es krim dibantu ibu mereka. Setelah itu mereka belajar menyebutkan nama-nama hewan itu. Bahan ajar ini kami persilahkan untuk dibawa pulang agar bisa dipelajari lagi di rumah.





Balita Belajar Bersama

Semua ibu adalah guru, setiap rumah adalah sekolah. Menyadari hal itu, sebagai ibu, saya terus belajar meningkatkan kapasitas saya sebagai guru untuk anak-anak saya. Alhamdulillah, suami memfasilitasi saya dengan buku-buku parenting dan mengizinkan saya untuk mengikuti pelatihan daring tentang pendidikan anak baik yang berbayar maupun tak berbayar.

Alhamdulillah lagi, suami bersedia setiap bulan menyediakan anggaran guna membeli buku-buku dan media pembelajaran yang menarik untuk anak-anak kami. Suami pun mau bergantian dengan saya dalam menamani anak-anak kami belajar dan bermain.

Dulu, ketika masih tinggal di Jakarta, saya bisa dengan mudah mengikuti seminar atau perkumpulan terkait pendidikan dan pengasuhan anak. Tapi kini, setelah pindah ke ujung tenggara dataran Kalimantan, kami merasa sendirian dalam mendidik anak-anak kami. Padahal, kata para ahli pendidikan, "Perlu orang satu desa untuk membesarkan 1 orang anak."

Kami lalu berfikir untuk membuat komunitas belajar untuk anak-anak di sekitar tempat tinggal kami. Sejak awal kami pindah ke Kelumpang Hilir ini, setiap ada anak yang main ke rumah kami, kami persilahkan untuk membaca buku di "perpustakaan rumah" kami.

Suatu hari, Mama Arkan, salah satu tetangga kami bertanya pada saya apakah saya ada rencana memasukkan Alif (anak sulung kami) ke sekolah PAUD. Saya jawab bahwa saya belum ada rencana. Lalu, saya tawarkan bagaimana kalau kita membuat komunitas belajar dan bermain untuk anak-anak Balita. Seminggu sekali saja.

Ternyata, Mama Arkan sangat antusias untuk membuat ide ini terwujud. Akhirnya, terlaksana kelas perdana kami hari Senin, 14 November 2019 di rumah saya. Awalnya ada 5 anak yang ikut, lalu bertambah satu dan satu lagi. Sementara ini tempatnya bergantian di rumah Alif, Arkan dan Aghnia. Pengajarnya pun bergantian, tidak melulu saya.

Sebagai acuan pembelajarannya, saya menggunakan indikator perkembangan anak usia 2-3 tahun dan 3-4 tahun dari Permendikbud 137 dan 146 tahun 2014 tentang Penyelenggaraan PAUD. Alhamdulillah, saya pernah punya pengalaman sebagai Pengajar Muda di Indonesia Mengajar, sehingga masih ingat beberapa metode pembelajaran yang insyaAllah menarik bagi anak-anak.
Setelah ini, insyaAllah saya akan tuliskan proses pembelajaran kami setiap pekannya. Semoga ada manfaatnya bagi para ibu yang ingin menjadikan rumahnya sebagai tempat belajar yang menyenangkan bagi anak-anaknya.

#HomeshoolingBelajarBersama
#SekolahBocah

Senin, 11 November 2019

Bangun!

Setiap pagi, ketika saya riweuh dengan urusan cucian dan beberes rumah, dan Mbah Uti masak di dapur, tugas menjaga Alif dan Hana berada di tangan abi.

Pagi itu, Alif, Hana dan Abinya gegoleran di kasur. Melihat ke arah pintu ternyata di luar sudah terang, tiba-tiba Alif berkata pada abinya.

Alif : Ayo Bi, bangun! Jangan tidur Bi, Udah siang!

Abi : Haha.. iya Mas, abi kan gak tidur. Ini lagi nemenin Hana.

Alif : (Merengek) Ayoo keluar Biiii!

Lalau Alif membuka pintu kamar lebar-lebar, dan berkata ke abinya, "Ini udah Mas Alif bukain pintunya Bi, ayo keluar!"

Sambil tertawa, si Abi mengikuti perintah anak bujangnya ini.

#CelotehAlif
#2tahun3bulan

Jangan Ditinggal, Mi!

Suatu hari, saya ada keperluan keluar rumah. Saya ajak Alif. Saya minta dia siap-siap tapi malah asyik bermain.

Saya : Ummi udah siap Mas. Mas Alif Ummi tinggal aja ya! Dibilangin biar siap-siap tapi malah main terus sih.

Alif : Anaknya kok, jangan ditinggal Mi! (sambil masang muka memelas).

Saya kaget mendengar kata-kata Alif. Dapat dari mana coba kata-kata "Anaknya kok, jangan ditinggal Mi!" Haha.

#CelotehAlif
#2tahun3bulan

Minggu, 10 November 2019

Makan, Mbah Uti!

Beberapa hari yang lalu Mbah Uti masuk angin. Saya membawakan makanan ke kamar Mbah Uti sambil berkata ke Alif, "Bilang ke Mbah Uti Mas. Makan Mbah Uti, biar enggak sakit."

Alif pun menirukan, "Makan Mbah Uti, biar enggak sakit."

Beberapa kali setelahnya, Alif masuk kamar Mbah Uti dan mengulangi kalimat yang sama agar Mbah Utinya makan. Lalu, kata Mbah Utinya, "Welaah, bocah cilik kok isoh ngandani Mbahne," sambil tertawa. Haha..

#CelotehAlif
#2tahun3bulan

Apem Aja

Sejak bisa berkomunikasi dua arah dengan cukup lancar, saya sering meminta pendapat Alif untuk memutuskan sesuatu yang berhubungan dengan dia. Misalnya, memilih baju, memilih masak apa dll.

Saya :  Mas, nanti dimasakin bubur sumsum sama Mbah Uti Mau?

Alif : Gak usah Mi. Apem aja!

Saya : Apem? Beneran nanti dimakan yaa!

Alif : Iya Mi!

Lah, ingat aja ini bocah sama apem. Padahal sudah dua bulan lebih Mbah Uti gak bikin apem.

Kalau nama-nama masakan entah kenapa bocah ini hafal banget, walaupun makannya gak banyak. Kapan hari itu pernah main ke tetangga, ditanya "Mbah Uti Masak apa Lif?" Dengan mantap dia jawab, "Capcay!". Tertawalah para tetangga. Anak umur 2 tahun pas kok ngerti capcay. Haha.

Lain hari, tiba-tiba Alif minta ke Mbah Uti dimasakin opor. Pernah juga minta dibikinkan kue lapis, wungkusan pisang dll. Terus nanti kalau Mbah Utinya pulang kampung, siapa yang masakin? Apakah ini pertanda umminya harus lebih giat belajar masak? Haha.

#CelotehAlif
#2tahun3bulan

Bukan Ayam

Suatu hari, Alif memakai baju yang bertuliskan kata-kata dalam Bahasa Inggris. Lalu, Mbah Utinya coba membacanya,

Mbah Uti : Ini bacanya apa Mas? I am.. (mbah uti membacanya dengan logat Jawa, sehingga terdengar seperti "Ayyam".)

Alif : Bukan Ayam Mbah Uti! (Seru Alif sewot)

Haha.. Kami pun tertawa bersama.

#CelotehAlif
#2tahun3bulan