Translate

Sabtu, 25 Maret 2017

Tugas ke-9, "Bunda sebagai Agen Perubahan"

Ini adalah tugas terakhir di kelas Matrikulasi Institut Ibu Profesional (IIP). Kami diajak untuk memasuki tahapan bunda shalehah, yaitu bunda yang keberadaanya bermanfaat bagi dirinya, keluarganya dan lingkungan sekitarnya.

Kami diajak untuk berempati terhadap lingkungan sekitar, melihat masalah apa yang terjadi di sana. Lalu, dengan passion masing-masing, kami diharapkan dapat menemukan solusi atas masalah tersebut. Ibu Septi Peni Wulandari, penggagas IIP, meringkas hal tersebut dalam rumus sederhana, emphaty+passion= social venture. Untuk menuju ke sana, kami diarahkan untuk mengisi langkah-langkah berikut ini,

1. Minat/hobi/ketertarikan
Sebagaimana yang telah saya tulis di tugas-tugas sebelumnya, ketertarikan saya adalah di bidang pendidikan anak (parenting)

2. Skill (hard dan atau soft)
Skill saya antara lain mengajar, mendongeng dan menulis.

3. Isu Sosial
Saat ini banyak orang tua yang kurang peduli terhadap minat baca anak-anaknya. Selain itu banyak pula yang menyerahkan pendidikan anak-anaknya sepenuhnya ke lembaga pendidikan formal.

4. Sasaran
Orang tua, anak-anak

5. Ide sosial
Berdasarkan isu sosial yang saya jabarkan di atas, saya ingin membuka taman belajar di rumah saya. Di sana , dengan koleksi buku-buku anak yang saya miliki, salah satu aktivitas yang ingin saya lakukan adalah mengajak anak-anak di sekitar tempat tinggal saya untuk rajin membaca buku sehingga tumbuh minat baca dan kecintaan mereka akan buku dan ilmu pengetahuan. Saya juga ingin membuat lembaga bimbingan belajar yang secara finansial terjangkau bagi masyarakat di sekitar saya.

Saya ingin menyediakan buku komunikasi khusus antara saya dengan orang tua siswa saya. Di buku tersebut akan ada poin-poin yang perlu diisi oleh orang tua sehingga orang tua terlibat dalam pendidikan putra-putrinya. Dari kegiatan sederhana tersebut saya ingin perlahan membuat gerakan menumbuhkan minat baca dan mengajak orang tua lebih peduli terhadap pendidkkan anak-anaknya.

Minggu, 19 Maret 2017

Tugas ke-8, "Misi Hidup dan Produktivitas"

Saya suka dan bisa mengajar. Itulah salah satu pendorong saya untuk mendaftar sebagai Pengajar Muda Indonesia Mengajar 5 tahun yang lalu. 

Setelah menyelesaikan penugasan sebagai Pengajar Muda, saya bekerja sebagai penerjemah di sebuah perusahaan swasta di Jakarta. Karena senangnya saya dengan kegiatan mengajar, saya mengambil pekerjaan tambahan sebagai pengajar Bahasa Indonesia bagi warga negara asing yang bekerja di Jakarta.

Setahun lebih saya menjalani aktivitas itu hingga saya diterima sebagai PNS di sebuah kantor pemerintahan. Ternyata, kerinduan saya pada "dunia panggung", demikian saya menyebut aktivitas saya mengajar di depan kelas, terus memanggil. Oleh karena itu, sesekali saya menerima tawaran untuk mengajar origami di perpustakaan kantor dan mendongeng di tempat penitipan anak yang juga ada di kantor saya.

Kedepannya, saya ingin menjadi seorang yang ahli di bidang metode pengajaran, terutama pengajaran untuk anak-anak saya. Saya ingin mempunyai dan membaca buku-buku tentang pendidikan anak kemudian mempraktikkannya untuk anak-anak saya dan anak-anak di sekitar saya. Saya ingin memiliki sebuah taman belajar dengan koleksi buku bacaan anak yang beragam dan menarik (terutama buku-buku Islami) sehingga membuat anak-anak saya maupun anak-anak di sekitar tempat tinggal saya menjadi gemar membaca, belajar dan mencintai ilmu pengetahuan.

Di taman belajar itu pula, saya ingin membuka bimbingan belajar yang mana bisa menjadi sarana produktivitas bagi saya. Dalam jangka panjang, ingin saya menjadi seorang pendidik yang menginpirasi sekaligus produktif secara finansial. Karena saya juga menyukai bidang marketing, saya tetap ingin melanjutkan aktivitas marketing sebagai bentuk produktivitas lainnya.

Saya ingin lebih rajin menulis di blog mengenai aktivitas saya sebagai pendidik dan marketer tersebut agar ada manfaat yang bisa diambil oleh pembaca blog saya. Jika Allah mengizinkan, ingin sekali saya menulis buku agar jangkauan kebermanfaatan tulisan saya bisa lebih luas. 

Dalam kurun waktu 5-10 tahun ke depan, saya ingin mempunyai sebuah rumah yang cukup besar dengan halaman yang cukup luas. Di rumah itu, ada bagian yang dikhususkan untuk perpustakaan, bimbingan belajar dan ruang pertemuan yang mana bisa dimanfaatkan oleh warga sekitar saya untuk menggelar kajian keislaman, belajar Al-Quran dan diskusi apa saja, dari parenting, pengembangan bisnis hingga masak-memasak. *Pesan untuk suamiku, semoga Allah mampukan kita memiliki rumah seperti itu ya Mas :-)

Saat ini saya sudah mulai membeli buku-buku bacaan untuk anak-anak sedikit demi sedikit. Mohon doanya, semoga tahun depan kami sudah memiliki taman belajar sederhana yang manfaatnya bisa dirasakan oleh keluarga kami dan warga sekitar kami. 

Sabtu, 11 Maret 2017

Tugas Ke-7, " Tahapan Menuju Bunda Produktif"

Sebelum melangkah ke tahapan bunda produktif, kami diminta untuk melakukan tes bakat untuk menentukan ingin produktif di bidang apa. Adapun hasil tes bakat saya adalah sebagai berikut:



Selanjutknya kami diminta untuk mengisi 4 kuadran aktivitas yang kami suka dan bisa, suka tetapi tidak bisa, tidak suka tetapi bisa, dan tidak suka sekaligus tidak bisa.

         
 
Kuadran I “Saya Suka dan Bisa”
Kuadran II “Saya Suka tetapi Tidak Bisa”

     1.    Membaca
     2.    Menulis (Blogging)
     3.    Mengajar
     4.    Mendongeng
     5.    Memasak
     6.    Berjualan


      1.    Menanam sayur-mayur
      2.    Menggambar
      3.    Membuat desain grafis
      4.    Menjahit
      5.    Berenang
Kuadran III “Saya Tidak Suka tetapi Bisa”
Kuadran IV “Saya Tidak Suka dan Tidak Bisa”

     1.    Menulis laporan
     2.    Membuat analisis masalah yang rumit
     3.    Mencuci
     4.    Menyeterika
     5.    Mengepel

      1.    Mengoperasikan mesin-mesin
      2.     

Minggu, 05 Maret 2017

Tugas ke-6, "Belajar Menjadi Manajer Keluarga Handal"

Materi pekan ini dimulai dari menggali kembali motivasi kami sebagai ibu, apakah hanya asal mengerjakan kewajiban, ingin berkompetisi dengan keluarga lain atau memang sudah benar-benar karena panggilan hati? Jika sudah merupakan panggilan hati, maka kita akan terus memperbaiki kualitas pekerjaan sehingga menjadi seorang yang profesional laiknya seorang manajer. 

Setelah mencerna materi panjang lebar tentang bagaimana menjadi manajer keluarga yang handal, kami diberi beberapa pertanyaan yang memandu kami melangkah sebagai calon manajer yang handal. Mula-mula kami diminta untuk membuat prioritas aktivitas dengan cara memilah 3 aktivitas yang paling penting dan yang paling tidak penting. Bagi saya, 3 aktivitas saya yang paling penting adalah beribadah kepada Allah, mendidik janin dalam rahim saya dan bekerja di ranah publik. Sedangkan aktivitas yang saya anggap kurang penting adalah berlama-lama berselancar di dunia maya, mencuci/menyetrika, dan menonton televisi.

Selama ini waktu saya habis untuk ketiga aktivitas penting tersebut. Namun, terkadang saya masih tergoda untuk berlama-lama bermain FB/IG dan membaca aneka obrolan di WA. Saking asyiknya, kadang saya sampai lupa waktu. Selalu ada penyesalan setiap merasa waktu terbuang sia-sia di depan gadget. Tapi anehnya, saya selalu mengulanginya. Astaghfirullah.

Mulai hari ini, saya akan lebih menambah fokus saya ke aktivitas penting. Waktu penggunaan gadget saya batasi untuk hal-hal penting saja dengan ketentuan:
  1. Saya akan membuka FB dan aneka obrolan hanya untuk keperluan berjualan dan personal branding sebagai marketer
  2. Kalau tidak ada pertanyaan yang sangat mendesak dari customer, saya hanya akan membuka gadget maksimal 10 menit dalam 1 jam.
  3. Pengecualian hanya untuk keluarga inti dan sahabat dekat saja.
Pagi setelah bangun jam 04.00 hingga berangkat ke kantor dan sore pulang kerja hingga tidur jam 21.00 adalah waktu efektif saya di rumah. Saya akan memaksimalkannya untuk beribadah kepada Allah (sholat, tilawah, membaca buku, mendegarkan kajian) dan mendidik janin dalam rahim saya (membacakan cerita dan mendengarkan murotal). Memasak sesekali juga saya kerjakan jika saya belum terlalu lelah setelah pulang dari kantor. Saya akan berusaha untuk tidak mengizinkan agenda yang tak terencana memenuhi jadwal harian saya.

Secara rinci, aktivias tersebut saya uraikan dalam jadwal sebagai berikut,
  1. 04.00-07.00 : Bangun tidur, sholat, tilawah, mendengarkan murotal, membaca buku, bersih-bersih dan siap-siap ke kantor
  2. 16.45 : Pulang kerja, istirahat sebentar lalu memasak jika tidak terlalu lelah dan bersih-bersih.
  3. 18.00-19.30 : Sholat, tilawah, makan malam sambil mendengarkan kajian di youtube, sholat isyak, membuka FB/IG/WA untuk keperluan bisnis kurma.
  4. 19.30-21.00 : Menelpon suami, membacakan cerita untuk anak dan membaca buku sebelum tidur. 
Itu jadwal untuk hari kerja. Untuk akhir pekan, saya biasanya menambah jam istirahat (maklum ibu hamil mudah lelah, hehe), membaca buku, membaca artikel/menambah soft skill dalam berjualan, memasak, menghadiri majelis ilmu dan pergi jalan-jalan kalau suami sedang pulang ke Jakarta.

Selama ini saya sudah menerapkan jadwal tersebut namun terkadang saya masih melanggarnya. Minggu ini saya akan berusaha untuk lebih mematuhinya. Doakan saya kuat, sehat-sehat dan selalu lurus dalam niat ya!!!