Semua Anak Adalah Bintang. Kalimat itu pertama kali saya dengar hampir 6 tahun yang lalu dari Pak Munif Chatip. Kala itu beliau tengah mengisi materi Pelatihan Pengajar Muda angkatan IV dimana saya menjadi pesertanya.
Sejak itu, cara pandang saya tentang kecerdasan anak berubah total. Saya tak lagi membanding-bandingkan kecerdasan satu anak dengan yang lainnya. Maka, saat penugasan sebagai Pengajar Muda pun saya menerapkan ilmu tersebut. Ketika pembagian rapot, saya membagikan badge juara kepada seluruh anak yang ada di kelas saya. Ada juara matematika, juara menggambar, juara menolong teman, juara membaca buku, dst.
Kini, setelah saya mempunyai anak, saya juga mencoba tidak membandingkan anak saya dengan anak lain. Saya ingin fokus mencari "bintang" anak saya.
Karena anak saya masih bayi, saya belum berfikir banyak tentang bagaimana menemukan bintang pada diri anak saya. Setelah menerima materi ke-6 "Semua Anak Adalah Bintang", saya seolah sedang diingatkan untuk lebih giat mencari bintang anak saya. Saya terpacu untuk browsing di youtube tentang bagaimana memberikan stimulus kecerdasan bagi anak.
Saya kemudian menyusun jadwal main untuk anak saya. Permainan yang saya siapkan adalah permainan yang menstimulus kecerdasan anak.
Sepuluh hari saya amati dan catat apa saja hal menarik yang terlihat pada anak saya setelah stimulus saya berikan. Hingga hari ini pun, saya terus memberinya stimulus walaupun tidak lagi saya ikat dalam bentuk tulisan. Semoga ia tumbuh menjadi anak yang cerdas intrapersonal dan interpersonal, menjadi anak yang bisa membuat perubahan baik untuk masyarakat serta yang terpenting ialah menjadi hamba Allah yang shalih. Aamiiin.
#Level7
Tidak ada komentar:
Posting Komentar