Saya suka membaca buku. Setiap bulan ada anggaran yang khusus saya persiapkan untuk membeli buku. Selain Al-Quran, biasanya saya membawa buku bacaan di dalam tas saya. Saat sedang jam istirahat kantor, menunggu teman, atau menunggu bus misalnya, saya biasanya menyempatkan beberapa menit untuk membaca buku.
Tak jarang, saat saya sedang membaca buku, beberapa teman penasaran ingin ikut membaca buku yang saya baca itu. Saya pun dengan senang hati meminjamkannya, tapi setelah saya selesai membaca buku tersebut, hehe. Salah satu keinginan saya adalah ingin menularkan "virus suka membaca" pada orang-orang di lingkungan saya. Saya merasakan betul manfaat dari membaca. Maka, saya ingin mereka juga merasakan manfaat itu.
Saya suka berteman dengan orang-orang yang suka membaca buku. Bahkan, beberapa di antara mereka bisa disebut maniak buku. Biasanya kami saling menanyakan buku apa yang sedang kami baca saat itu kemudian saling berbagi intisari buku tersebut. Terkadang juga kami saling memberikan rekomendasi buku apa yang bagus dan sebaiknya kami beli. Jika saldo anggaran beli buku sudah tak tersisa dan semua buku yang dibeli di bulan itu sudah selesai dibaca sedangkan keinginan membaca buku tak mau menunggu jeda, maka kami pun mengadakan barter buku. Tapi, hanya barter baca, bukan barter kepemilikan. :-D
Saya menemukan kesenangan tersendiri dengan membaca buku. Jika anak kecil yang sedang menangis tiba-tiba diam dan mendadak sumringah setelah diberi coklat atau es krim, maka saya pun tentu akan berhenti menangis jika diberi buku yang saya suka. (Tapi misalnya diberi coklat atau es krim saya sebenarnya juga mau, hehe).
Buku juga mengalihkan perhatian saya pada hal-hal yang tidak perlu. Daripada mengobrol dengan banyak orang yang akhirnya pasti akan membicarakan aib orang lain, saya lebih suka menghabiskan waktu saya untuk membaca buku. Daripada galau memikirkan masa depan,misalnya tentang jodoh, saya memilih untuk membaca buku :-p. Daripada sibuk memainkan gadget, saya akhir-akhir ini lebih sering memaksa diri untuk membaca buku. Ini sebenarnya sulit karena memainkan gadget sebenarnya juga bisa memberi kesenangan.
Ada satu lagi alasan kenapa saya suka membaca buku. Dengan membaca buku, saya ingin menjadi calon ibu yang pintar. Saya mendengar bahwa gen kecerdasan ibu itu bisa menurun pada anak-anaknya, walaupun tetap ada faktor-faktor lain yang juga membentuk kecerdasan anak. Secara subyektif saya mengorelasikan antara kesenangan membaca seorang ibu dengan kecerdasan anak-anaknya begini, jika seorang ibu punya banyak pengetahuan yang diperolehnya dari kegiatan membaca, maka pengetahuan itu bisa ia gunakan untuk mendidik anak-anaknya sehingga menjadi anak-anak cerdas. Bukankah berbeda antara ibu berilmu dan yang tidak berilmu? Kira-kira seperti itu.
Tak jarang, saat saya sedang membaca buku, beberapa teman penasaran ingin ikut membaca buku yang saya baca itu. Saya pun dengan senang hati meminjamkannya, tapi setelah saya selesai membaca buku tersebut, hehe. Salah satu keinginan saya adalah ingin menularkan "virus suka membaca" pada orang-orang di lingkungan saya. Saya merasakan betul manfaat dari membaca. Maka, saya ingin mereka juga merasakan manfaat itu.
Saya suka berteman dengan orang-orang yang suka membaca buku. Bahkan, beberapa di antara mereka bisa disebut maniak buku. Biasanya kami saling menanyakan buku apa yang sedang kami baca saat itu kemudian saling berbagi intisari buku tersebut. Terkadang juga kami saling memberikan rekomendasi buku apa yang bagus dan sebaiknya kami beli. Jika saldo anggaran beli buku sudah tak tersisa dan semua buku yang dibeli di bulan itu sudah selesai dibaca sedangkan keinginan membaca buku tak mau menunggu jeda, maka kami pun mengadakan barter buku. Tapi, hanya barter baca, bukan barter kepemilikan. :-D
Saya menemukan kesenangan tersendiri dengan membaca buku. Jika anak kecil yang sedang menangis tiba-tiba diam dan mendadak sumringah setelah diberi coklat atau es krim, maka saya pun tentu akan berhenti menangis jika diberi buku yang saya suka. (Tapi misalnya diberi coklat atau es krim saya sebenarnya juga mau, hehe).
Buku juga mengalihkan perhatian saya pada hal-hal yang tidak perlu. Daripada mengobrol dengan banyak orang yang akhirnya pasti akan membicarakan aib orang lain, saya lebih suka menghabiskan waktu saya untuk membaca buku. Daripada galau memikirkan masa depan,
Ada satu lagi alasan kenapa saya suka membaca buku. Dengan membaca buku, saya ingin menjadi calon ibu yang pintar. Saya mendengar bahwa gen kecerdasan ibu itu bisa menurun pada anak-anaknya, walaupun tetap ada faktor-faktor lain yang juga membentuk kecerdasan anak. Secara subyektif saya mengorelasikan antara kesenangan membaca seorang ibu dengan kecerdasan anak-anaknya begini, jika seorang ibu punya banyak pengetahuan yang diperolehnya dari kegiatan membaca, maka pengetahuan itu bisa ia gunakan untuk mendidik anak-anaknya sehingga menjadi anak-anak cerdas. Bukankah berbeda antara ibu berilmu dan yang tidak berilmu? Kira-kira seperti itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar