Translate

Rabu, 03 Oktober 2018

Danau Biru, Secuil Pesona Surgawi di Ujung Tenggara Kalimantan

Hari itu, saya sekeluarga dan beberapa teman kantor suami saya menghadiri acara resepsi pernikahan di Desa Bungkukan, Kecamatan Kelumpang Barat, Kabupaten Kotabaru Kalsel. Dari tempat tinggal kami di Kecamatan Kelumpang Hilir, desa ini berjarak kurang lebih 50 km. Kami menempuh perjalanan ini dengan mobil milik senior suami saya di kantor.

Bagi saya yang kala itu baru satu bulan datang dari Jakarta lalu menjadi warga Kelumpang Hilir, perjalanan kali ini adalah perjalanan yang saya nanti-nantikan. Untuk pertama kalinya saya akan melintasi dua kecamatan sekaligus yaitu Kelumpang Hulu dan Kelumpang Barat. Tak sabar rasanya hati ini ingin segera menikmati perjalanan.

Jam 10.00 pagi kami berangkat dari rumah. Pemandangan kanan-kiri didominasi oleh perkebunan sawit. Sebagian kecil diselingi dengan perkebunan karet. Di kejauhan nampak rangkaian Pegunungan Meratus membentang, berkelok-kelok, bak sekumpulan naga raksasa yang tengah nyenyak tertidur. 

Memasuki wilayah Kecamatan Kelumpang Hulu, pemandangan berganti dengan barisan bukit kapur yang berdiri kokoh. Semakin jauh perjalanan, semakin beraneka bentuk bukit kapur terhampar di depan mata. Bederet-deret hingga tak nampak mana ujung, mana pangkalnya. Pepohonan tumbuh hijau subur menyelimuti punggung bukit-bukit itu. Sungguh panorama yang begitu indah! Hati saya riang bukan kepalang.

Hati saya bertambah riang saat senior suami saya berkata bahwa kami nanti akan mampir berwisata di Danau Biru, masih di Kecamatan Kelumpang Barat, setelah menghadiri hajatan. Kabarnya, meski tak seberapa luas, danau ini memiliki air yang memancarkan warna biru indah. Tanpa dikomando, kepala ini mulai sibuk membayangkan seperti apa keindahan Danau Biru itu.

Selesai bertandang ke hajatan, kami menuju Desa Siayu, desa dimana Danau Biru berada. Dari jalan raya, kami menyusuri jarak kira-kira 1 km berupa jalan desa yang belum beraspal, perkebunan sawit dan sebagian sisi hutan. Tak jauh dari Balai Desa Siayu, sampailah kami di Danau Biru. Permukaan danau sebening kaca langsung memukau mata saya. Cantik sekali!

Kami pun segera menuju pinggiran danau dan merasai jernihnya air yang terhampar. Saking jernih airnya, dasar danau terlihat jelas. Lumut dan aneka flora air melambai-lambai dari dasar danau. Ikan-ikan kecil menari-nari, meliuk-liuk menambah cantik pesona bawah air danau. Warna biru langit siang terpantul di permukaan danau sehingga membuat danau nampak berwarna biru sempurna. Maka tak heran jika kemudian warga lokal menamai danau ini sebagai Danau Biru.

Saya tidak tau pasti berapa kedalaman danau ini. Beberapa anak berenang dengan bantuan ban hingga ke tengah danau. Seorang dewasa juga ikut berenang siang itu. Saat ia mencoba berdiri dari dasar tengah danau, ternyata kedalaman danau melebihi tinggi badannya.

Puas bermain air danau, bolehlah kita singgah sejenak ke warung-warung warga lokal. Ada beberapa makanan yang dijajakan seperti gorengan, mie instan siap saji, kopi, air mineral botol, dst. Harganya standar, tidak sangat mahal, tidak juga sangat murah. Di bawah pepohonan rindang, kita bisa mencicipi makanan tersebut sembari memandangi Danau Biru yang jernih mendamaikan hati. Kita kenyang, penjual pun senang.

Keindahan yang memanjakan mata ini ternyata belum dikelola dengan baik. Jika tempat-tempat semacam ini dikelola dengan baik lalu dipromosikan dengan apik, tentu akan banyak pelancong berdatangan, tak hanya pelancong lokal, tetapi juga dari pulau luar. Semoga kedepannya semua menjadi lebih baik ya! Secara pribadi, insya Allah saya akan terus menulis potensi wisata lokal agar para traveller semakin banyak mengunjunginya sehingga bisa ikut menggerakkan perekonomian masyarakat lokal.












2 komentar:

Unknown mengatakan...

Indah nya ya dit... Damai..

Metias Kurnia Dita mengatakan...

Iyaaa, indaaaah banget. Lumayan jadi penyejuk mata stlh melewati hamparan kebun sawit yg membosankan.