Salah satu kewajiban seorang muslim terhadap muslim lainnya adalah memberi nasihat. Banyak orang, temasuk saya, tidak sulit memberi nasihat. Apalagi, ketika kita merasa diri kita benar dan orang lain salah, dengan mudahnya kita mengeluarkan serangkaian nasihat bijak. Namun, jika suatu saat kita berbuat khilaf, akankah kita dengan berluas hati menerima nasihat?
Saya mempunyai seorang sahabat, Uli Tri Utami namanya. Kami sama-sama sedang terus berusaha memperbaiki diri. Entah sejak kapan tepatnya kami mulai saling berbagi hikmah saban hari. Bahkan, kami saling memberi tahu doa apa yang kami rapalkan. Salah satu doa Tami, begitu ia disapa, adalah "semoga Allah melunakkan hatiku, tidak keras dan mudah menerima nasihat".
Mendengar doa Tami itu, telinga saya tetiba rasanya seperti tersentil. Doa itu seharusnya dilafalkan oleh orang egois dan berhati keras seperti saya ini! Begitu yang terlintas dalam benak saya kala itu.
Sebagai orang yang mempunyai sifat egois, saya termasuk orang yang sulit menerima nasihat. Akan tetapi, sepertinya perlahan saya sedang dibelajarkan untuk melunakkan hati agar mudah menerima nasihat. Beruntunglah saya dipertemukan dengan sahabat-sahabat terbaik seperti Uli Tri Utami, Mariana Suci Swastika, Rida Rohmawati, Irma Indrawati, Nani Nurhasanah, Annisa Novita dan masih banyak lainnya. Mereka adalah sahabat sekaligus inspirasi saya dalam mengeja kebaikan, salah satunya tentang bagaimana melapangkan dan melunakkan hati.
Tidak diragukan lagi kebenaran nasihat "Berkumpullah dengan orang-orang salih". Juga, nasihat "Jika kita berdekatan dengan penjual minyak wangi, maka kita akan ikut berbau wangi. Demikian juga jika kita berdekatan dengan penjual bangkai, maka kita akan ikut berbau busuk." Sekali lagi, beruntungkah saya dikumpulkan dengan sahabat-sabahat terbaik yang selalu saling menasihati dalam kebaikan.
Maka, doa yang sering saya rapal hingga saat ini (mudah-mudahan sampai akhir hayat) ialah, "Ya Allah, perjalankanlah kakiku ke tempat-tempat yang Kau berkahi. Kumpulkanlah aku dengan orang-orang shalih yang hatinya selalu terpaut pada-Mu. Lunakkan dan lapangkanlah hatiku serta lembutkanlah tuturku."
Mungkin orang-orang di sekitar saya masih sering melihat saya berperilaku egois, mudah marah, terlalu banyak tertawa dan mengeluarkan kata-kata yang kurang enak didengar. Mohon ingatkanlah saya, berilah saya nasihat. Saya sangat ingin memperbaiki diri. Maka, nasihatilah saya meski hanya sebait atau dua bait.
Saya mempunyai seorang sahabat, Uli Tri Utami namanya. Kami sama-sama sedang terus berusaha memperbaiki diri. Entah sejak kapan tepatnya kami mulai saling berbagi hikmah saban hari. Bahkan, kami saling memberi tahu doa apa yang kami rapalkan. Salah satu doa Tami, begitu ia disapa, adalah "semoga Allah melunakkan hatiku, tidak keras dan mudah menerima nasihat".
Mendengar doa Tami itu, telinga saya tetiba rasanya seperti tersentil. Doa itu seharusnya dilafalkan oleh orang egois dan berhati keras seperti saya ini! Begitu yang terlintas dalam benak saya kala itu.
Sebagai orang yang mempunyai sifat egois, saya termasuk orang yang sulit menerima nasihat. Akan tetapi, sepertinya perlahan saya sedang dibelajarkan untuk melunakkan hati agar mudah menerima nasihat. Beruntunglah saya dipertemukan dengan sahabat-sahabat terbaik seperti Uli Tri Utami, Mariana Suci Swastika, Rida Rohmawati, Irma Indrawati, Nani Nurhasanah, Annisa Novita dan masih banyak lainnya. Mereka adalah sahabat sekaligus inspirasi saya dalam mengeja kebaikan, salah satunya tentang bagaimana melapangkan dan melunakkan hati.
Tidak diragukan lagi kebenaran nasihat "Berkumpullah dengan orang-orang salih". Juga, nasihat "Jika kita berdekatan dengan penjual minyak wangi, maka kita akan ikut berbau wangi. Demikian juga jika kita berdekatan dengan penjual bangkai, maka kita akan ikut berbau busuk." Sekali lagi, beruntungkah saya dikumpulkan dengan sahabat-sabahat terbaik yang selalu saling menasihati dalam kebaikan.
Maka, doa yang sering saya rapal hingga saat ini (mudah-mudahan sampai akhir hayat) ialah, "Ya Allah, perjalankanlah kakiku ke tempat-tempat yang Kau berkahi. Kumpulkanlah aku dengan orang-orang shalih yang hatinya selalu terpaut pada-Mu. Lunakkan dan lapangkanlah hatiku serta lembutkanlah tuturku."
Mungkin orang-orang di sekitar saya masih sering melihat saya berperilaku egois, mudah marah, terlalu banyak tertawa dan mengeluarkan kata-kata yang kurang enak didengar. Mohon ingatkanlah saya, berilah saya nasihat. Saya sangat ingin memperbaiki diri. Maka, nasihatilah saya meski hanya sebait atau dua bait.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar