"Semua orang adalah teroris di muka bumi ini jika tangan mereka menggenggam kekayaan tanpa menyedekahkannya untuk umat yang terseok-seok kehidupannya. Semua adalah teroris ketika ketamakan terhadap kekuasaan, kekayaan, harta dan rupa-rupa mengungguli empati dan simpati terhadap mereka yang kekurangan."
(Phillipus Brown dalam novel Bulan Terbelah di Langit Amerika."
Entah kenapa kutipan perkataan tokoh Philipus Brown itu membuat saya sejenak berhenti membaca novel karya Hanum Salsabila Rais dan Rangga Almahendra ini. Rasanya saya dipaksa untuk tidak bisa tidak mengendapkannya di kepala, mencerna baik-baik dan secara resmi mempersilakannya masuk ke dalam deretan dogma-dogma yang telah saya yakini selama ini.
Mendadak saya disergap keterkejutan yang luar biasa setelah beberapa jam kemudian saya menemukan ayat-ayat Al-Quran yang beruntutan tentang sedekah. Saya memang sering menemukan ayat-ayat yang menerangkan tentang sedekah, namun kali ini saya baru benar-benar menyadari keberadaan beberapa ayat dalam satu surat yang berurutan membahas perkara sedekah ini, yaitu Surat Al-Baqarah ayat 261-274.
Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah adalah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Luas, Maha Mengetahui.
Ayat 262
Orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah, kemudian tidak mengiringi apa yang dia infakkan itu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.
Ayat 263
Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik daripada sedekah yang diiringi tindakan yang menyakiti. Allah Maha Kaya, Maha Penyantun.
Ayat 264
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu merusak sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menginfakkan hartanya karena riya'(pamer) kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari akhir. Perumpamaannya (orang itu) seperti batu licin yang di atasnya ada debu, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, maka tinggallah batu itu licin lagi. Mereka tidak memperoleh sesuatu apa pun dari apa yang mereka kerjakan. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir.
Ayat 265
Dan perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya untuk mencari ridha Allah dan untuk memperteguh jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buah-buahan dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka embun (pun memadai). Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.
Ayat 266
Adakah salah seorang di antara kamu yang ingin memiliki kebun kurma dan anggur yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, di sana dia memiliki segala macam buah-buahan, kemudian datanglah masa tuanya sedang dia memiliki keturunan yang masih kecil-kecil. Lalu kebun itu ditiup angin keras yang mengandung api, sehingga terbakar. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu memikirkannya.
Ayat 267
Wahai orang-orang yang beriman, infakkanlah sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untukmu. Janganlah kamu memilih yang buruk untuk kamu keluarkan, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata (enggan) terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.
Ayat 268
Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kemiskinan kepadamu dan menyuruh kamu berbuat keji (kikir), sedangkan Allah menjanjikan ampunan dan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas, Maha Mengatahui.
Ayat 269
Dia memberikan hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki. Barangsiapa yang diberi hikmah, sesungguhnya ia telah diberi kebaikan yang banyak. Dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang mempunyai akal sehat.
Ayat 270
Dan apa pun infak yang kamu berikan atau nazar, maka sungguh, Allah mengetahuinya. Dan bagi orang zalim tidak ada seorang penolong pun.
Ayat 271
Jika kamu menampakkan sedekah-sedekahmu, maka itu adalah baik. Dan jika kamu menyembunyikannya dan memberikannya kepada orang-orang fakir, maka itu lebih baik bagimu dan Allah akan menghapus sebagian kesalahan-kesalahanmu. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan.
Ayat 272
Bukanlah kewajibanmu (Muhammad) menjadikan mereka mendapat petunjuk, tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Apa pun harta yang kamu infakkan, maka (kebaikannya) untuk kamu sendiri. Dan janganlah kamu berinfak melainkan karena mencari rida Allah. Dan apa pun harta yang kamu infakkan, niscaya kamu akan diberi (pahala) secara penuh dan kamu tidak akan dizalimi (dirugikan).Ayat
Ayat 273
(Apa yang kamu infakkan) adalah untuk orang-orang fakir yang terhalang (usahanya karena jihad) di jalan Allah, sehingga dia yang tidak dapat berusaha di bumi; (orang lain) yang tidak tahu, menyangka bahwa mereka adalah orang-orang kaya karena mereka menjaga diri (dari meminta-minta). Engkau (Muhammad) mengenal mereka dari ciri-cirinya, mereka tidak meminta secara paksa kepada orang lain. Apa pun harta yang baik yang kamu infakkan, sungguh, Allah Maha Mengetahui.
Ayat 274
Orang-orang yang menginfakkan hartanya malam dan siang hari (secara) sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.
***
Saya percaya bahwa di dunia ini tidak ada yang kebetulan. Maka adalah bukan suatu kebetulan mengapa di hari yang sama Allah menakdirkan saya membaca kutipan tokoh filantropi itu dengan ayat-ayat Al-Quran yang menjelaskan tentang infak dan sedekah. Bisa jadi, hari itu memang dirancang Allah agar saya kembali belajar tentang anjuran seorang muslim untuk menafkahkan sebagian hartanya bagi orang-orang yang membutuhkan. Saya pun berketetapan untuk menuliskan semua ini agar menjadi pengingat bagi saya yang masih sering merasa berat hati untuk sekedar menginfakkan beberapa rupiah saja. Pengingat agar tidak menjadi teroris sebagaimana yang dikatakan Brown.
sumber gambar : dainusantara.com |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar