Translate

Selasa, 12 Agustus 2014

Selamat Pagi Jakarta

Pagi ini udara Jakarta begitu segar. Mungkin efek gerimis semalaman. Jadi, untuk menghasilkan pagi sesegar ini harus melewati malam yang berselimut gerimis panjang ya? Hmm, mungkin memang seperti itu hukumnya. Pun dalam hidup manusia, hukum seperti itu bisa jadi juga berlaku. Kita hanya akan tersenyum bahagia setelah melewati kejadian-kejadian yang menguras air mata. Bisa jadi demikian.

Tadi malam, sembari menikmati gerimis yang turun sejak sore, ku nyalakan laptopku lalu ku lihat video kajian ustad Salim A.Fillah. Beliau menceritan kisah Hajar bersama bayi merahnya, Ismail yang ditinggalkan oleh Ibrahim di lembah gersang Bakkah. Begini kata Hajar, "Jika ini adalah perintah Allah, maka sekali-kali Ia tidak akan menyia-nyiakan kami". Hajar pun tetap berbaik sangka walaupun keadaan saat itu tidaklah mudah. Selepas kepergian Ibrahim, Hajar berlari-lari dari bukit Shafa ke bukit Marah, mencari dimanakah ada sumber air minum untuk Ismail yang terus-menerus menangis kehausan. Bukan hanya sekali atau dua kali Hajar berlari bolak-balik Shafa-Marwah, melainkan tujuh kali. Hasilnya? Mata air yang ia cari justru muncul dari bawah kaki Ismail. Disebutlah ia mata air Zam-zam, mata air yang hingga saat ini tidak pernah surut. Maha Suci Allah.

Dari cerita Ibunda Ismail ini setidaknya kita bisa mengambil 2 buah pelajaran. Pertama, selalu berbaik sangka kepada semua ketentuan Allah. Berbaik sangka bahwa Allah tidak akan pernah menyia-nyiakan hamba-Nya yang taat. Kedua, manusia itu wajib berusaha semaksimal mungkin. Hasilnya terserah Allah. Bisa jadi, apa yang kita inginkan itu datang dari pintu-pintu yang kita usahakan. Namun, bisa jadi pula ia datang dari pintu yang tidak kita sangka-sangka. Mudah-mudahan ini menjadi pelajaran untuk kita semua.

Tidak ada komentar: