Translate

Selasa, 16 Juni 2015

Allah Yang Maha Baik

Saya bukan seorang perencana keuangan yang baik, tetapi juga bukan yang terlalu buruk juga. Satu yang menjadi dasar saya adalah menjaga keseimbangan cash flow. Jangan sampai pengeluaran lebih besar daripada pemasukan.

Kemampuan untuk menyeimbangkan cash flow ini mendapat ujian yang cukup serius beberapa bulan terakhir. Sebagai staf baru di sebuah kantor pemerintahan, saya belum mendapatkan gaji selama beberapa bulan di awal karena memang seperti itu sistem penggajiannya. Praktis, saya memenuhi semua kebutuhan saya beberapa bulan ini dengan sisa tabungan saya di masa lalu. Jika saya hitung-hitung, sisa tabungan saya itu rasa-rasanya tidak akan cukup. Namun ternyata, sampai hari ini alhamdulillah masih cukup dan saya pun masih bisa hidup secara wajar (tidak terlalu memprihatinkanlah :-p)

Saya tetap bisa makan dengan cukup baik (secara kualitas maupun kuantitas). Saya bisa membeli buku-buku yang ingin saya beli. Di akhir pekan saya bisa jalan-jalan, nonton film dan makan di tempat-tempat yang agak mahal. Setiap awal bulan saya masih bisa menyokong kebutuhan orang tua di rumah. Dan ya, saya masih bisa bersedekah. Bahkan bulan lalu saya malah bisa bersedekah lebih banyak daripada bulan-bulan sebelumnya.

Jika saya memakai kalkulator buatan manusia untuk menghitung pemasukan dan pengeluaran saya ini, rasa-rasanya uang yang saya miliki tidak akan cukup untuk membiayai semua pengeluaran itu. Tapi nyatanya, alhmdulillah saya bisa memenuhi semua pengeluaran itu.

Saya jadi teringat dengan kata-kata Pak Aris, guru SMA saya. Pada suatu waktu, beliau pernah berujar bahwa jika segala nikmat yang beliau dapatkan dihitung dengan kalkulator manusia, maka tidak akan pernah ketemu hasilnya. Iya, karena semua nikmat itu hanya bisa dihitung dengan "kalkulator Allah" yang mana kita tidak akan pernah tau berapa dan bagaimana hitungan itu didapat. Tugas kita adalah beramal, rezeki dan nikmat nanti akan datang mengikuti dari arah yang tidak disangka-sangka. Demikian kata guru favorit saya itu.

"Barang siapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. "(At Thalaq: 2-3). Ya, saya merasakan betul kebenaran hukum itu. Tidak hanya sekali, tapi berkali-kali. Maka tidak pantas bagi saya untuk tidak bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan oleh Allah Yang Maha Baik. "Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?"


Sumber gambar : https://myfitriblog.wordpress.com/2014/12/05



Tidak ada komentar: