Translate

Senin, 22 Juni 2015

Menciptakan Kesempatan

Juni hampir berakhir, suasana musim kemarau mulai semakin terasa. Debu-debu halus beterbangan di jalanan, membekas tipis di permukaan dedauan. Tiap siang matahari bersinar dengan teriknya, membuat orang-orang enggan beraktivitas di luar ruangan.

Pun dengan saya. Tiap akhir pekan, Sabtu-Minggu, sebenarnya saya enggan beraktivitas di luar rumah, terlebih Bulan Ramadhan seperti ini. Ada saja alasan yang membuat saya malas untuk keluar rumah. Namun, ada satu motivasi yang membuat saya memaksakan diri untuk menghabiskan akhir pekan dengan kegiatan luar rumah yang variatif. Motivasi tersebut adalah keinginan untuk membuat akhir pekan saya berisi dengan sesuatu yang ada manfaatnya --walaupun berbicara tentang manfaat sebenarnya sangat subyektif--.

Seperti akhir minggu lalu, pada Hari Sabtunya saya dan beberapa teman saya alumni Sastra Jepang UGM menonton final tingkat nasional lomba pidato Bahasa Jepang yang digelar di The Energy Building. Esoknya, Minggu, saya, Rida dan tiga orang teman alumni Pengajar Muda mengikuti kajian, buka puasa bersama dan tarawih di Masjid Al-Azhar, Kebayoran Baru. Juga akhir-akhir pekan sebelumnya, saya selalu sempatkan untuk berkegiatan di luar rumah, entah Sabtu dan Minggu-nya, atau hanya salah satu dari dua hari itu.

Dengan bepergian di akhir pekan itu, saya merasa mendapat manfaat yang banyak sekali. Menyambung silaturahim, tentu saja masuk dalam manfaat itu. Ya, karena saya biasanya bepergian tidak hanya sendirian tetapi bersama dengan teman-teman saya. Kami pergi bersama, saling bercerita tentang aneka tema. Kami juga berbagi apapun: berbagi ongkos perjalanan, makanan, tempat duduk di dalam kendaraan umum hingga berbagi keluh kesah, pun motivasi. Bagi saya, kebersamaan semacam itu selalu menerbitkan semangat baru sehingga saya merasa lebih siap menjalani rutinitas harian. 

Selain kesempatan untuk menyambung silaturahim, manfaat lain yang saya peroleh adalah saya bisa mendapat berbagai pelajaran berharga. Dengan mengunjungi tempat-tempat baru, bertemu dengan orang-orang baru dan merasakan suasana yang juga baru itu membuat saya belajar untuk mengolah rasa agar lebih peka dan mudah berempati. Semua yang saya lihat, dengar dan alami pada tiap akhir pekan itu mendorong saya untuk lebih reflektif terhadap segala sesuatu. Dari refleksi itu, saya belajar untuk lebih berhati-hati dalam menjalani hidup terutama berhati-hati dalam mengontrol sifat buruk saya. Dari kegiatan refleksi itu pula muncul inspirasi-inspirasi untuk saya menulis. 

Itu hanya sepersekian manfaat yang saya rasakan dari kegiatan bepergian di akhir pekan. Lainnya? Tentu masih banyak karena manfaat kegiatan semacam ini bukan hanya manfaat yang datang secara langsung seketika itu melainkan adapula manfaat jangka panjang yang mana akan bisa saya rasakan di kemudian hari. Itulah kenapa bagi saya kegiatan bepergian adalah salah satu bentuk investasi yang penting selain investasi emas dan properti tentunya (padahal belum punya investasi emas dan properti :-p). 

Pendek kata, kegiatan bepergian di akhir pekan membuat saya memperoleh berbagai kesempatan baik. Apa jadinya jika tiap akhir pekan saya hanya berdiam diri di kamar? Tentu saya tidak akan mendapatkan berbagai kesempatan baik itu. Maka, saya memilih untuk menciptakan kesempatan itu walapun rasa malas kadang memberatkan kaki untuk melangkah.  

buka puasa bersama di Masjid Al-Azhar

* Ini cara saya mengisi akhir pekan. Setiap orang punya cara masing-masing untuk mengisinya. Semoga cara yang kita pilih itu membawa manfaat untuk kita dan orang-orang sekitar ya! :-)

3 komentar:

Lia Wibyaninggar mengatakan...

Sepertinya Mbak Dita sudah mulai mencintai Jakarta melalui beragam aktivitas. Sepertinya aku harus begitu juga. Hehehe :D

Annisa Novita mengatakan...

Dit, hari Minggu kmrn ikut kajian yg di al-Azhar yg temanya "merayakan cinta"? aku juga kesana looh, tp ashar langsung pulang,krn gak ada temennya :(
kok gak ketemu yah?

Perpustakaan Balita Ceria mengatakan...

@Lia: Ya, begitulah dek. Bagaimanapun aku harus belajar mencintai Jakarta, hehe. Semoga Lia segera bisa yaa...
@Vivi : karena waktu itu pesertanya terlalu banyak kali ya Vi. Aku aja janjian sama Kak Mutia susah banget nyarinya, :-D