Translate

Sabtu, 19 Oktober 2019

Sungai Du(r)ian

Suatu pagi, saya dan Alif berjalan kaki ke warung hendak beli gula pasir. Saat melewati rumah Kakak Amel, tetangga kami, mata Alif menangkap seonggok benda yang nampaknya menarik perhatiannya.

Alif : Miii, ada du(r)ian!
Saya : Wah, iya Mas.
Alif : Punya siapa ya Mi?
Saya : Punya Kakak Amel lah Mas. Kan di depan rumah Kakak Amel.
Alif : Beli dimana Mi?
Saya : Paling di pasar Mas.
Alif : Bukan! Paling di Sungai Du(r)ian* Mi.

Haha.. Alif memang kadang nanya sendiri, tapi sebenarnya dia udah punya skema jawabannya sendiri. Fyi, Sungai Durian adalah nama daerah asal mamanya Kakak Amel.

Saya : Jauh banget belinya di Sungai Durian Mas?
Alif : Iya Mi, jauh banget.

Pulang dari warung, kami melewati rumah Kakak Amel lagi. Ternyata duriannya sudah tidak ada.

Alif : Duriannya mana Mi?
Saya : Paling udah dimasukin ke rumah sama mamanya Kakak Amel Mas.
Alif : Alif mau minta Mi (sambil merengek).
Saya : Ya jangan Mas. Durian kan masih mahal, soalnya belum musim. Coba nanti di rumah ajak Abi ke pasar beli durian udah ada apa belum ya.

Sampai di rumah langsung ribut ngajak abinya ke pasar, minta durian katanya. Setelah saya jelaskan duduk perkaranya ke Abi,

Abi : Itu durian bapaknya Kakak Amel beli di Pelaihari Mas, waktu pulang dari Banjar tadi pagi. Di pasar sini belum ada, belum musim.

Wakwaw.. tangis Alif pun pecah saudara-saudara
😅😅

#CelotehAlif
#2tahun2bulan

Tidak ada komentar: