1. Sumatra Utara Trip (Danau Toba, Pulau Samosir, Air Terjun Sipiso-Piso, Istana Maimoon)
Februari 2012. Dari Yogyakarta saya dan teman-teman menumpang kereta ekonomi favorit kami, Progo, menuju Ibukota Jakarta. Dari sana baru kami terbang dengan maskapai LCC yang populer di kalangan para traveler yaitu Lion Air (Ini bukan iklan ya, hehe). Tibalah kami di Medan, Ibu Kota propinsi Sumatra Utara. Waktu itu bandara Kuala Namu belum selesai dibangun. Jadilah kami mendarat di Polonia.
Sebelum menuju Danau Toba, kami singgah semalam di Pematang Siantar, rumah salah satu teman kami. Kebetulan waktu itu sedang musim durian. Kami pun puas menikmati durian dengan harga murah meriah. Harga 1 durian besar jika sedang musim seperti itu bisa mencapai Rp 10.000.
Kebun Teh |
Tepian Danau Toba |
Rumah Adat Batak Toba |
Puas menikmati Danau Toba dan Pulau Samosir, kami melanjutkan perjalan ke Air Terjun Sipiso-Piso, air terjun yang dinobatkan sebagai yang tertinggi di Asian Tenggara. Memang benar-benar tinggi air terjun ini sehingga membuat kami ngos-ngosan saat menaiki tangga setelah menikmati Sipiso-Piso.
Istana Maimoon |
2. Dataran Tinggi Dieng
3. Taman Nasional Pulau Komodo
Perairan Komodo |
Kami masuk ke dalam salah satu agen wisata dan untungnya masih ada paket yang kosong untuk hari itu. Setelah masing-masing membayar Rp 350.000, kami pun berhak mengikuti paket perjalanan 2 hari 1 malam menjelajahi area Taman Nasional Pulau Komodo. Di Pulau Komodo dan Pulau Rinca kami harus membayar untuk pawang yang mengantarkan kami mencari keberadaan komodo di alam bebas. Tanpa pawang, pengunjung tidak diizinkan menjelajahi kedua pulau ini karena alasan keamanan. Ya, komodo tergolong sebagai hewan carnivora yang bisa juga memangsa manusia. Kabarnya, beberapa tahun silam pernah ada wisatawan yang tewas dimangsa komodo.
Sebagai salah satu dari 7 keajaban dunia kategori alam (New 7 Wonders of Nature), komodo menjadi destinasi wisata yang cukup digandrungi oleh para wisatawan manca negara. Saat saya berkunjung ke sana, saya melihat bahwa jumlah wisatawan asing jauh lebih banyak daripada wisatawan lokal.
Selain "berburu" komodo, kami juga mengunjungi pink beach, ber-snorkeling ria di sana dan melihat ikan manta di sebuah perairan yang entah apa itu namanya. Benar-benar 2 hari 1 malam yang mengesankan.
Kami kembali ke Labuhan Bajo saat sore hari. Karena kapal yang akan membawa kami kembali ke Bima hanya ada pada waktu pagi, jadilah kami harus mencari penginapan di Labuhan Bajo. Setelah berkeliling ke beberapa penginapan, kami menemukan yang cukup murah. Satu kamar seharga Rp 175.000/ malam yang bisa diisi oleh 3 orang. Fasilitasnya adalah kasur, AC, dan kamar mandi dalam. Lumayanlah untuk melepas lelah setelah tracking di perbukitan Pulau Komodo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar