Translate

Senin, 21 Maret 2016

Belajar Setawakal Maryam

"Aku gak tau apa yang akan terjadi ke depan, Tam. Aku tawakal wae pokoke. Belajar setawakal Maryam". Kata-kata itu meluncur begitu saja sebagai konklusi pembicaraan saya dan Tami malam itu, sebelum sambungan telepon kami akhiri. 

Di dalam Al Quran ada banyak sekali kisah penuh hikmah. Salah satu kisah yang paling saya suka adalah kisah Maryam. Ketawakalan Maryam atas takdir Allah adalah inspirasi yang luar biasa bagi saya. Bahkan, saya sampai membubuhkan post it pada ayat-ayat Al Quran yang menceritakan kisah ibunda Nabi Isa AS ini sehingga saya bisa dengan mudah mengulang-ulang membacanya jika sedang menginginkannya.

Maryam adalah anak yang kelahirannya sangat dinanti-nantikan oleh Imran dan istrinya. Setelah sekian lama menikah, istri Imran akhirnya mengandung. Saat itulah istri Imran ini bernadzar bahwa jika nanti bayinya lahir, maka akan menjadi hamba yang mengabdi pada Allah. Namun, ternyata bayi yang dilahirkannya adalah perempuan yang kemudian diberi nama Maryam. Sesuai dengan nadzarnya, istri Imran kemudian menyerahkan Maryam kepada Nabi Zakaria untuk diasuh di Baitul Maqdis. 

Maryam kanak-kanak adalah seorang ahli ibadah. Sehari-sehari ia berdiam di mihrabnya untuk beribadah. Sesekali Nabi Zakaria masuk ke mihrab Maryam untuk mengantar makanan. Akan tetapi, setiap Nabi Zakaria membawa makanan, di dalam mihrab Maryam sudah terdapat buah-buahan. Anehnya, saat musim panas, buah yang ada di mihrab Maryam adalah buah-buahan musim dingin. Begitu pula sebaliknya. 

Ini membuat Nabi Zakaria terheran-heran sehingga bertanya kepada Maryam dari mana buah-buahan itu. Maryam menjawab bahwa itu berasal dari Allah SWT. Keajaiban ini menyadarkan Nabi Zakaria akan kebesaran Allah. 

Kala itu Nabi Zakaria dan istrinya sudah berusia senja. Mereka tidak mempunyai anak karena istrinya adalah seorang yang mandul. Nabi Zakaria menerima takdir Allah ini dan tidak pernah berdoa untuk memohon kepada Allah agar diberi keturunan. Setelah menyaksikan keajaiban yang terjadi pada Maryam, Nabi Zakaria berfikir bahwa jika Allah menghendaki, istrinya yang mandul pun pasti bisa mengandung. Kemudian beliau berdoa kepada Allah, "Ya Tuhanku, berilah aku keturunan yang baik dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa." Allah lalu menyampaikan kabar gembira dengan kelahiran seorang anak laki-laki bernama Yahya. 

Maryam yang sudah memasuki usia dewasa tetaplah seorang yang rajin beribadah. Suatu hari, Maryam mengasingkan diri di sebelah timur Baitul Maqdis dan memasang tabir. Saat itulah Maryam didatangi Malaikat Jibril yang mengabarkan bahwa ia anak mengandung dan melahirkan anak laki-laki bernama Isa. Maryam hampir tidak percaya dengan ini karena ia tak pernah sekalipun disentuh oleh seorang lelaki. 

Maka kemudian Maryam mengandung. Ia mengasingkan diri di tempat yang jauh. Saat usia kandungannya tua dan rasa sakit sebelum melahirkan tiba, Maryam bersandar di pangkal pohon kurma. Malaikat Jibril menyeru Maryam agar tidak bersedih. Malaikat Jibril memintanya untuk menggoyangkan pangkal pohon kurma itu sehingga jatuhlah buah-buah kurma yang ranum. Di bawah kaki Maryam pun dijadikan anak sungai oleh Allah SWT. 

Dari keajaiban cerita kelahiran Nabi Isa binti Maryam ini kita bisa mengambil hikmah bahwa tugas kita, manusia, adalah berusaha. Adapun hasilnya, itu Allah yang mengatur. Secara rasional, bisa dikatakan tidak mungkin seorang perempuan yang sedang kesakitan menjelang melahirkan dapat menggoyangkan pangkal kurma yang kokoh sehingga buahnya bisa berjatuhan. Ini seolah menegaskan bahwa Allah hanya ingin melihat kita berusaha. Sedangkan hasil yang kita peroleh adalah hanya karena rahmat Allah.

Cerita tentang Maryam tidak berhenti sampai di sana. Jika kita mau mentadaburi semua ayat-ayat Al Quran yang menceritakan kisah Maryam, tentu kita bisa mengambil hikmah yang lebih banyak. 
Semoga kita bisa meneladani kisah putri Imran ini. 
                                                                                                          
                                                                                                              ***


Kisah Maryam dalam Surat Ali Imran

(Ingatlah), ketika isteri 'Imran berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). Karena itu terimalah (nazar) itu dari padaku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui". (35

Maka tatkala isteri 'Imran melahirkan anaknya, diapun berkata: "Ya Tuhanku, sesunguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya aku telah menamai dia Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada syaitan yang terkutuk". (36

Maka Tuhannya menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan Zakariya pemeliharanya. Setiap Zakariya masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakariya berkata: "Hai Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan) ini?" Maryam menjawab: "Makanan itu dari sisi Allah". Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab. (37)

Di sanalah Zakariya mendoa kepada Tuhannya seraya berkata: "Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa". (38

Kemudian Malaikat (Jibril) memanggil Zakariya, sedang ia tengah berdiri melakukan shalat di mihrab, (katanya): "Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang puteramu) Yahya, yang membenarkan kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang Nabi termasuk keturunan orang-orang saleh". (39

Zakariya berkata: "Ya Tuhanku, bagaimana aku bisa mendapat anak sedang aku telah sangat tua dan isteriku pun seorang yang mandul?". Berfirman Allah: "Demikianlah, Allah berbuat apa yang dikehendaki-Nya". (40

Berkata Zakariya: "Berilah aku suatu tanda (bahwa isteriku telah mengandung)". Allah berfirman: "Tandanya bagimu, kamu tidak dapat berkata-kata dengan manusia selama tiga hari, kecuali dengan isyarat. Dan sebutlah (nama) Tuhanmu sebanyak-banyaknya serta bertasbihlah di waktu petang dan pagi hari". (41) Dan (ingatlah) ketika Malaikat (Jibril) berkata: "Hai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu, mensucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia (yang semasa dengan kamu). (42

Hai Maryam, taatlah kepada Tuhanmu, sujud dan ruku'lah bersama orang-orang yang ruku'.(43)

Yang demikian itu adalah sebagian dari berita-berita ghaib yang Kami wahyukan kepada kamu (ya Muhammad); padahal kamu tidak hadir beserta mereka, ketika mereka melemparkan anak-anak panah mereka (untuk mengundi) siapa di antara mereka yang akan memelihara Maryam. Dan kamu tidak hadir di sisi mereka ketika mereka bersengketa. (44

(Ingatlah), ketika Malaikat berkata: "Hai Maryam, seungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putera yang diciptakan) dengan kalimat (yang datang) daripada-Nya, namanya Al Masih Isa putera Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah), (45)


dan dia berbicara dengan manusia dalam buaian dan ketika sudah dewasa dan dia adalah termasuk orang-orang yang saleh". (46


Maryam berkata: "Ya Tuhanku, betapa mungkin aku mempunyai anak, padahal aku belum pernah disentuh oleh seorang laki-lakipun". Allah berfirman (dengan perantaraan Jibril): "Demikianlah Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Apabila Allah berkehendak menetapkan sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata kepadanya: "Jadilah", lalu jadilah dia. (47

Dan Allah akan mengajarkan kepadanya Al Kitab, Hikmah, Taurat dan Injil. (48)


Kisah Maryam dalam Surat Maryam

(Yang dibacakan ini adalah) penjelasan tentang rahmat Tuhan kamu kepada hamba-Nya, Zakaria, (2

yaitu tatkala ia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lembut. (3

Ia berkata "Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, ya Tuhanku. (4

Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku sepeninggalku, sedang isteriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putera, (5)

yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebahagian keluarga Ya'qub; dan jadikanlah ia, ya Tuhanku, seorang yang diridhai". (6

Hai Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan (beroleh) seorang anak yang namanya Yahya, yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan dia. (7

Zakaria berkata: "Ya Tuhanku, bagaimana akan ada anak bagiku, padahal isteriku adalah seorang yang mandul dan aku (sendiri) sesungguhnya sudah mencapai umur yang sangat tua". (8

Tuhan berfirman: "Demikianlah". Tuhan berfirman: "Hal itu adalah mudah bagi-Ku; dan sesunguhnya telah Aku ciptakan kamu sebelum itu, padahal kamu (di waktu itu) belum ada sama sekali".(9

Zakaria berkata: "Ya Tuhanku, berilah aku suatu tanda". Tuhan berfirman: "Tanda bagimu ialah bahwa kamu tidak dapat bercakap-cakap dengan manusia selama tiga malam, padahal kamu sehat". (10

Maka ia keluar dari mihrab menuju kaumnya, lalu ia memberi isyarat kepada mereka; hendaklah kamu bertasbih di waktu pagi dan petang. (11)

Hai Yahya, ambillah Al Kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh. Dan kami berikan kepadanya hikmah selagi ia masih kanak-kanak, (12

dan rasa belas kasihan yang mendalam dari sisi Kami dan kesucian (dan dosa). Dan ia adalah seorang yang bertakwa, (13

dan seorang yang berbakti kepada kedua orang tuanya, dan bukanlah ia orang yang sombong lagi durhaka. (14

Kesejahteraan atas dirinya pada hari ia dilahirkan dan pada hari ia meninggal dan pada hari ia dibangkitkan hidup kembali. (15

Dan ceritakanlah (kisah) Maryam di dalam Al Quran, yaitu ketika ia menjauhkan diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur, (16)

maka ia mengadakan tabir (yang melindunginya) dari mereka; lalu Kami mengutus roh Kami kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna. (17

Maryam berkata: "Sesungguhnya aku berlindung dari padamu kepada Tuhan Yang Maha pemurah, jika kamu seorang yang bertakwa". (18

Ia (jibril) berkata: "Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci". (19)

Maryam berkata: "Bagaimana akan ada bagiku seorang anak laki-laki, sedang tidak pernah seorang manusiapun menyentuhku dan aku bukan (pula) seorang pezina!" (20

Jibril berkata: "Demikianlah". Tuhanmu berfirman: "Hal itu adalah mudah bagi-Ku; dan agar dapat Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami; dan hal itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan". (21)

Maka Maryam mengandungnya, lalu ia menyisihkan diri dengan kandungannya itu ke tempat yang jauh.(22

Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, dia berkata: "Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi barang yang tidak berarti, lagi dilupakan". (23

Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah: "Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu. (24

Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu,(25)

maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu. Jika kamu melihat seorang manusia, maka katakanlah: "Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini". (26

Maka Maryam membawa anak itu kepada kaumnya dengan menggendongnya. Kaumnya berkata: "Hai Maryam, sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yang amat mungkar. (27

Hai saudara perempuan Harun, ayahmu sekali-kali bukanlah seorang yang jahat dan ibumu sekali-kali bukanlah seorang pezina", (28

maka Maryam menunjuk kepada anaknya. Mereka berkata: "Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih di dalam ayunan?" (29

Berkata Isa: "Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi,(30

dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup; (31

dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka. (32

Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali". (33

Itulah Isa putera Maryam, yang mengatakan perkataan yang benar, yang mereka berbantah-bantahan tentang kebenarannya. (34)

Tidak layak bagi Allah mempunyai anak, Maha Suci Dia. Apabila Dia telah menetapkan sesuatu, maka Dia hanya berkata kepadanya: "Jadilah", maka jadilah ia.(35

Sesungguhnya Allah adalah Tuhanku dan Tuhanmu, maka sembahIah Dia oleh kamu sekalian. Ini adalah jalan yang lurus. (36

Maka berselisihlah golongan-golongan (yang ada) di antara mereka. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang kafir pada waktu menyaksikan hari yang besar. (37

Alangkah terangnya pendengaran mereka dan alangkah tajamnya penglihatan mereka pada hari mereka datang kepada Kami. Tetapi orang-orang yang zalim pada hari ini (di dunia) berada dalam kesesatan yang nyata. (38)

                          https://www.youtube.com/watch?v=GXwyJq3X8Ew

sumber gambar: muslimtei.tumblr.com

Tidak ada komentar: