Translate

Jumat, 24 Oktober 2014

Jika Suami Saya Selingkuh

Sejak Februari lalu saya bekerja di sebuah perusahaan asing yang mana memungkinkan saya bekerja secara langsung dengan para ekspatriat. Pada umumnya, para ekspatriat itu datang ke Indonesia sebagai tenaga ahli atau penasihat (adviser). Tentu saja, secara kapasitas kemampuan kerja, mereka sudah tidak diragukan lagi. Jujur, disiplin, pekerja keras (hard worker), detail, kreatif, itulah kesan tentang mereka yang saya tangkap sejauh ini.

Para ekpatriat itu biasanya ditugaskan di Indonesia dalam jangka waktu tertentu, antara 2 sampai 5 tahun. Karena sifatnya yang temporary ini, mereka yang rata-rata berusia 30-50 tahun ini datang ke Indonesia tanpa membawa serta istri dan anak-anak mereka. Mereka pulang ke negaranya setiap beberapa bulan sekali. Walaupun demikian, secara ekonomi,mereka setiap bulan selalu mengirim uang untuk istri dan anak-anaknya. Salah satu teman saya yang juga bekerja di perusahaan asing pernah mendapat cerita langsung dari ekspatriat bahwa ia, ekspatriat tadi, mengirim semua gajinya ke rekening istrinya. Baru kemudian si istri membagi-bagi uang tersebut; untuk keperluan rumah, sekolah anak-anak dan uang saku si suami. Jatah uang saku si suami kemudian dikirim ulang ke rekening suaminya.

Dibalik semua hal-hal mengagumkan dari para ekspatriat ini, ada satu hal yang cukup menggelitik di telinga saya, yaitu perselingkuhan. Bagi sebagain orang, mungkin hal itu dianggap wajar dan bisa ditolerir. Para ekspat ini hidup sendirian di kota yang asing, jadi wajar jika mereka kemudian bermain perempuan. Mereka lelaki,adalah hal yang biasa jika mereka berselingkuh untuk memenuhi kebutuhan biologis mereka. Begitu pendapat sebagian orang.

Setelah saya berdiskusi dengan teman-teman saya yang juga bekerja di perusahaan asing, kami menyimpulkan ada 3 jenis perselingkuhan yang dilakukan oleh para ekpatriat (sumpah, ini kurang kerjaan banget haha). Pertama, mereka yang "jajan" sesekali saja, ketika sedang ingin memenuhi kebutuhan biologis mereka.Peremuan yang melayaninya pun berbeda-beda setiap kunjungan. Tempat favorit mereka adalah kawasan Melawai, Blok M. Kabarnya,ada tempat-tempat khusus seperti bar dan karaoke yang sengaja dibuat untuk menjamu para lelaki asing. Oleh karena itu, fasilitas dan SDM yang disediakan pun dibuat sekelas internasional. Mbak-mbak cantiknya pun mahir berbahasa Inggris dan lainnya (Bahasa Jepang, China, Korea dll).

Tipe ke-2, mereka yang setia pada satu perempuan. Jika mereka butuh si perempuan itu, mereka bisa langsung menghubungi, bisa bertemu di apartemen si ekspat atau tempat lain. Jika sudah nyaman dengan satu perempuan, mereka akan terus memakai jasanya sampai beberapa waktu lamanya.Lalu, tipe ke-3 adalah mereka yang mengambil 1 perempuan untuk dijadikan istri simpanan tanpa dinikahi secara syah. Perempuan ini biasanya ikut tinggal bersama si ekspatriat dan melayani semua kebutuhannya lanyaknya seorang istri.

Dulu, ketika saya masih SMA dan kuliah, beberapa teman pernah bercerita tentang pacar mereka yang berselingkuh. Pada waktu itu, selingkuh hanya sekedar berpalingnya hati si pacar kepada perempuan lain. Mungkin, itulah yang disebut selingkuh hati (dalam Bahasa Jepang: kokoro no uwaki). Namun, setelah saya memasuki dunia kerja, saya menjadi tahu satu lagi pengertian selingkuh, yaitu selingkuh badan (dalam bahasa Jepang: karada no uwaki). Konon, untuk ukuran para ekspatriat, selingkuh yang mereka lakukan adalah karada no uwaki. Sebagian dari mereka berdalih bahwa tidak apa-apa melalukan karada no uwaki karena itu hanya sekedar memenuhi kebutuhan biologis. Asalkan, hati tetap diberikan untuk istrinya.

Sebagai perempuan, saya tetap tidak bisa menerima dengan yang namanya perselingkuhan. Saya tidak bisa memahami jalan pikir para perempuan yang mau dijadikan selingkuhan. Pasti mereka punya alasan sendiri kenapa kemudian mereka bersedia menjadi selingkuhan. Tapi, tetap saya tidak bisa menerimanya.

Kasus para ekspatriat tersebut hanya contoh kecil tentang perselingkuhan. Masih banyak kasus lain yang mungkin lebih rumit. Ya Allah, semoga nanti ketika saya berkeluarga, Engkau jaga suami hamba dari semua hal yang tidak baik, termasuk perselingkuhan. Aamiiin.

Tidak ada komentar: