Translate

Rabu, 30 September 2015

Lepaskan

Dulu, ketika saya masih SMP, teman sekelas saya ada yang menjadi atlet olah raga panahan. Ia sering bercerita tentang kegiatan latihannya yang nampaknya seru namun cukup menyeramkan. Sambil memperlihatkan lengan tangannya yang lebam-lebam karena terkena pegas string busur, ia bercerita dengan antusias. Jika sudah seperti itu, saya hanya bisa bergidik sambil membayangkan betapa sakitnya tangan yang lebam-lebam seperti itu.

Saat itu saya sebenarnya ingin sekali-kali belajar memanah. Tetapi ya tetapi apa daya, saya yang masih menyandang gelar sebagai siswa termungil (baik dari segi tinggi badan maupun berat badan), harus sabar menelan ludah dan menyimpan rapat-rapat keinginan itu.

Sekian tahun berselang, saya pun sudah tumbuh menjadi perempuan dewasa (belum tua ya! hehe) dengan tinggi badan dan berat badan yang lumayan proporsional. Datanglah sebuah pengumuman les panahan di Masjid Al-Alzhar. Maka, keinginan yang dulu tersimpan rapat-rapat itu pun muncul kembali. Tanpa pikir panjang, saya langsung mendaftar walaupun kalau kalian tahu kawan, biaya sekali latihan itu adalah sama dengan biaya yang saya butuhkan untuk makan selama dua hari. Catat, dua hari! Bukan dua kali! *Nyengir kuda.

Namun, kemudian datanglah bisikan gaib pada saya, "Alah, gak apa-apa Dita. Belajar memanah kan sunnah Rasul juga". Baiklah, lanjut sudah! Saya pun mantap  mendaftar.

Setelah latihan perdana dimulai, maka komentar Septaria, teman kantor saya yang juga mengikuti latihan panahan ini, "Nagih banget latihannya. Gak mau berhenti gue!" Sebelas dua belas dengan Septa, saya pun inginnya latihan terus. Rasanya tak sabar menunggu jadwal latihan selanjutnya, Hari Minggu berikutnya. Walaupun tangan pegel-pegel dan telapak jari tangan mengeras (a.k.a kapalan) karena keseringan menarik string, saya tetap senang.

Ternyata, belajar memanah itu membawa banyak manfaat. Salah satunya adalah memanah itu bisa menguatkan otot lengan. Betapa tidak, sebelum latihan memanah, kami harus terlebih dahulu melakukan pemanasan berupa peregangan otot dan push-up. Nah, kalau sudah tiba pada saatnya memanah, kekuatan otot dari kedua tangan harus dimaksimalkan. Tangan kiri mendorong busur ke depan, tangan kanan menarik string ke belakang. Jika tidak hati-hati saat string dilepaskan, ia akan meleset dan mengenai lengan kiri sehingga membuatnya lebam-lebam.

Selain itu, memanah bisa melatih kita untuk fokus dan konsentrasi. Nah, kalau otak saya sering saya pakai untuk fokus dan konsentrasi pada kegiatan yang bermanfaat semacam ini kan saya tak punya waktu lagi untuk memikirkan masa lalu to? (*Apasih?) Dengan belajar memanah, secara bersamaan saya juga sedang belajar untuk mengikhlaskan sesuatu yang masih sulit saya ikhlaskan. Seikhlas saya melesatkan anak panah dari busurnya, seikhlas itu pula saya melepaskan sesuatu itu. (Paragraf terakhir ini sungguh tidak jelas, haha).

Tolong abaikan paragaraf terakhir ini ya! Intinya gini, latihan memanah itu banyak sekali manfaatnya. Maka tak salah Rasulullah menganjurkan setiap muslim untuk belajar memanah. Bagi kawan-kawan yang mau belajar, yuk mari belajar bersama kami di Masjid Agung Al-Azhar! :-D


Tidak ada komentar: