Translate

Sabtu, 10 Februari 2018

Tantangan Level 8 : Cerdas Finansial #5

Setelah mengajukan surat pengunduran diri dari Pegawai Negeri Sipil tanggal 23 Januari lalu, saat ini saya sedang menunggu terbitnya Surat Keputusan Pelepasan dari kantor tempat saya bekerja. Setelah menerima SK tersebut saya baru bisa mengambil tabungan di Koperasi KORPRI dan TASPEN.

Saya memasukkan kedua tabungan tersebut sebagai pendapatan. Saya merencanakan uang tersebut akan saya pakai sebagai tambahan modal usaha nanti di Kalimantan.

Hingga minggu ke-2 Februari ini, ternyata belum ada tanda-tanda diprosesnya surat saya. Beberapa kali saya menanyakannya ke bagian kepegawaian, jawabannya "belum". Dengan kata lain, sudah tiga minggu ini surat saya masih mandeg di meja pejabat nomor 2 di satuan kerja tempat saya bekerja.

Saya gusar. Bagaimana jika sampai akhir Februari SK belum juga terbit? Padahal dalam surat pengunduran diri saya sudah tulis 1 Maret sudah tidak akan melaksanakan tugas. Awal Maret itu pula saya dan Alif sudah akan pindah ke Kalimantan. Akan sangat tidak efektif jika kami harus bolak-balik ke Jakarta untuk mengurus kedua tabungan tersebut. Tidak mungkin juga saya berlama-lama tinggal di Jakarta menunggu SK keluar karena ini akan menambah beban finansial keluarga kami.

Ketika saya menyampaikan ini kepada suami saya, beliau menjawabnya singkat, "Kalau sampai akhir Februari SK belum juga turun, ikhlas gak ikhlas, ya direlakan saja Mi."

Deg. Relakan, kata itu tiba-tiba serasa menggema di telinga saya. Neuron di otak saya spontan mengingat kata-kata Ibu Septi, "Rezeki itu pasti, kemuliaan yang dicari." Jika tabungan itu masih rezeki saya, bagaimanapun caranya pasti akan Allah sampaikan ke saya.

Kejadian ini membuat saya berkaca, sepertinya saya masih harus terus belajar tentang konsep rezeki. Bahwa rezeki itu pasti, tidak perlu ada yang dikhawatirkan lagi.

#KelasBunsayIIP
#Tantangan10Hari
#Level8
#RezekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial

Tidak ada komentar: